Nyata dan Bukan Fatamorgana, Ladang Pertanian Luas Nan Hijau di Tengah Gurun Padang Pasir

Photo credit
Seolah seperti fatamorgana, namun ini asli nyata, siapa sangka di hamparan tanah gurun berpasir  yang panas menyengat terdapat ladang pertanian luas yang tumbuh subur nan hijau dengan hasil yang melimpah.

Ya, itu benar adanya, seperti dilansir Amusingplanet.com yaitu pertanian di Wadi Rum (lembah Rum), Yordania selatan. Wadi Rum merupakan gurun pasir yang luasnya kurang lebih 720 kilometer persegi. Daerah ini sangat kering dan mempunyai curah hujan yang sangat sedikit. Kondisi iklim tersebut membuat tanaman-tanaman vegetasi tidak mampu hidup di sana.

Meskipun demikian, anda bakal terkejut bila melihat ladang pertanian subur terdapat di sana. Di gurun Wadi Rum terdapat proyek pertanian organik yang unik dan telah lama menuai hasil sukses. Proyek tersebut melibatkan orang-orang Badui di sana.

Photo credit
Proyek ladang Pertanian Rum didirikan pada tahun 1986, di tengah-tengah tanah gurun pasir Wadi Rum dengan lahan pertanian seluas 2.000 hektar. Terlihat aneh bukan, bila bercocok tanam di tengah gurun padang pasir yang kering dengan curah hujan minim. Lantas dari manakah mereka mendapatkan air untuk mendukung proyek pertanian itu?

Bercocok tanam di gurun padang pasir memang terlihat aneh, namun hal ini membuatnya menjadi masuk akal. Area gurun padang pasir Wadi Rum sangatlah luas, kering, dan panas, tapi perlu diketahui bahwa di bawah gurun yang luas tersebut terdapat aquifer besar. Aquifer adalah lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air. Melalui aquifer inilah air tanah dapat diambil. Bahkan, sebagian besar pasokan air daerah tersebut tergantung pada sumber air ini.

Aquifer. (sumber: tukangbata.blogspot.com)
Pertanian Rum mengkhususkan pada produk nabati, seperti biji-bijian, sayuran, dan makanan ternak, yaitu terong, kubis, buah ara dan delima, kentang, labu, tomat, lainnya. Menggunakan teknik irigasi khusus dan metode pertanian seperti yang digunakan di zaman kuno oleh orang-orang Mesir kuno dan Nabateans.

Air diambil dari akuifer bawah tanah, dari kedalaman 30-400 meter. Kemudian metode irigasi melingkar, dengan menggunakan kran penyiraman memutar. Untuk membantu menghemat air dan mengatasi ekstrimnya suhu padang pasir yang ekstrim dipasang plastik melapisi terowongan disekitar lahan pertanian.

Proyek pertanian ini menuai hasil sangat sukses. Saat ini memproduksi sebagian besar pasokan makanan di Yordania.

Photo credit
Photo credit

8 Komentar

  1. amazing.....
    kapan indonesia bisa sperti itu....
    dan kenapa ego masing-2 yang di dahulukan...

    BalasHapus
  2. sungguh luar biasa,, berita yang sangat berkualitas

    BalasHapus
  3. Ini harusnya kerjaannya orang2 IPB, tapi lulusannya pada kemana yah ? Saya dengar sebagian besar bekerja di perbankan, kalo begitu kita namain IPB itu menjadi Institut Perbankan Bogor

    BalasHapus
  4. Secara umum pemerintah memang harus perhatian yang lebih kepada riset untuk intensifikasi pertanian dan temuan2 baru yang bisa meningkatkan hasil dan distribusi pertanian kita. misalkan di daerah tertentu buah2an pisang, nangka, dsb dibuang karena tidak bisa disalurkan ke tempat yang membutuhkan artinya kementerian PERHUBUNGAN dan kementerian PERDAGANGAN terlalu berfikir sektoran kementeriannya tanpa berfikir global untuk seluruh rakyat Indonesia

    BalasHapus
  5. keren sekali ya, yang membuat ladang di padang pasir itu benar-benar kreatif..

    BalasHapus

  6. DAFTAR GRATIS di IonQQ |dot| COM
    Tunjukkan kemahiran anda bersama jutaan member lainnya di IONQQ 1ID bisa main Pok3r*D0min099*BandarQ*BandarP0ker,,,
    Hanya Bermodal Deposit minimal Rp 20.000,- saja sudah bisa bermain 4 permainan di IONQQ ,,,

    BalasHapus
  7. Hey friends if you want to fix sound issue in window 10 then must try fix sound problems in windows 10 Its best

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak