Hadis dalam Pandangan Barbara Stowasser

Barbara Stowasser; sebuah biografi singkat(1)
Barbara merupakan seorang tokoh feminis yang mempunyai nama lengkap Barbara Freyer Stowasser. ia adalah seorang profesor dan pakar dalam bidang studi islam dan arab. posisi direktur pusat kajian Arab kontemporer juga pernah didudukinya di Universitas Georgetown, Washington DC. Sejak tahun 1980-1984 dan dari 1985-1991 menjabat sebagai ketua Studi Arab yang sekarang menjadi the Department of Arabic and Islamic Studies, di Universitas Georgetown. Di tahun 1998-1999 ia menjadi Presiden asosiasi studi Timur Tengah di Amerika Utara. Barbara sudah mengajar di almamaternya sejak tahun 1966. Ia juga salah satu dari anggota komite eksekutif organisasi CCAS. Dalam kesehariannya, ia merupakan orang fasih dalam bahasa Jerman dan arab, baik dalam segi berbicara, membaca maupun menulis. Gelar MA ia peroleh dari UCLA sedangkan Ph.D ia peroleh di Universitas Munster di Jerman dengan predikat magna cum laude.

          Dalam perjalanannya menuntut ilmu, Ia pernah mengenyam pendidikan di berbagai tempat diantaranya di Universitas Frankfurt, Erlangen dan Mainz di Jerman, Universitas Ankara di Turki dan Universitas Amerika di Kairo. Sekarang ia aktif dalam kajian mengenai gender dalam literatur tafsir dan fatwa. Di Universitas Georgetown, Ia merupakan orang yang memperkenalkan dan mengembangkan tentang tafsir al-Qur’an serta orang yang memasukkan studi islam dan gender dalam kurikulum. Sebagai seorang ilmuwan, ia termasuk orang yang cukup produktif dan telah menghasilkan beberapa karya ilmiah diantaranya : (2)
Ø Islamic Law and the Challenges of Modernity, co-edited with Yvonne Haddad (AltaMira Press, 2004).
Ø  Women in the Qur'an, Traditions and Interpretation (Oxford University Press, 1994), an edited volume entitled The Islamic Impulse (CCAS, 1987 dan dicetak kembali tahun 1989).
Ø  Comparative Ideas on the Ibn Khaldun and Machiavelli (1983, dicetak kembali tahun 2000).
Ø  A Time to Reap: Thoughts on Calendars and Millennialism (2000).
Ø  The Islamic Impulse (1987, yang dicetak kembali tahun 1989), dan beberapa jurnal dan artikel lainnya.

Hadis dalam Pandangan Barbara
Orang-orang muslim pada generasi pertama benar-benar menganggap bahwa sikap Nabi saw dan kehidupannya sebagai teladan yang harus mereka ikuti, karena Nabi saw adalah juru bicara Allah ditengah-tengah mereka dan juga menjadi pemimpin pilihan Allah bagi orang-orang yang telah bersumpah dan berjanji untuk setia dan menaatinya. Adapun pendapat tentang keagungan Nabi saw yang tak ada bandingannya berkembang dengan sangat pesat pasca beliau wafat ketika umat muslim meraih sejumlah kemenangan dalam beberapa peperangan dalam rangka memperluas wilayah islam sehingga menjadi sebuah imperium(3) muslim yang kian meluas dan tidak terbatas di dunia arab saja. Dan inilah yang membuktikan kebenaran misi kenabian Muhammad saw.
Barbara sebenarnya lebih konsen terhadap kajian literatur al-Qur’an (tafsir), dalam bukunya Woman in the Qur’an, Traditions and interpretation, dalam mengulas tentang wacana feminisme, ia lebih banyak menyorotinya dari segi al-Qur’an maupun tafsir, Wacana feminisme dalam hadis mendapat porsi yang lebih sedikit. Namun bukan berarti ia mengesampingkan ataupun tidak memiliki pandangan terhadap hadis. Dalam bukunya ia mendefinisikan hadis sebagai berikut:
The Hadith is both a record of what Muhammad actually said and did and also a record of what his community in the first two centuries of Islamic history believed that he said and did. Thus, the Hadith has been called "a guide to understanding the historical Muhammad as well as a guide to understanding the evolution of Muslim piety from the seventh to the ninth centuries”.(4)
Menurutnya Hadis adalah sebuah catatan dari semua ucapan dan perbuatan Nabi saw, juga merupakan catatan atas apa yang dipercaya oleh komunitasnya pada abad pertama dan kedua dari sejarah islam bahwa beliau berkata begini dan melakukan begitu. Jadi hadis merupakan sebuah petunjuk untuk memahami dan meneladani kesejarahan Nabi Muhammad saw dan juga sebagai petunjuk untuk memahami evolusi kesalihan muslim dari abad ke-7 sampai abad ke-9.
Pernyataan Barbara tersebut menurut penulis mengindikasikan bahwa ia membedakan antara term hadis dan sunah. Namun ia tidak menyinggung apa yang dimaksud dengan sunnah. Selanjutnya ia menyatakan bahwa tujuan utama hadis dicatat bukanlah untuk merekam seluruh data historis satu demi satu, tetapi untuk memahami dan meneladani perilaku Nabi Muhammad demi kepentingan masyarakat dan pengikutnya.(5) Pendapat Barbara mengenai hadis ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Fatima Mernissi bahwa hadis adalah catatan tertulis mengenai segala sesuatu yang pernah diucapkan atau dilakukan oleh Rasulullah. Pendapat-Nya, reaksi terhadap suatu peristiwa, cara beliau dalam membenarkan suatu keputusan tersebut telah dikumpulkan dalam bentuk tulisan, sehingga orang-orang sesudahnya bisa merujuk, guna membedakan mana yang benar dengan mana yang salah.(6)
By :  M. Andik Ardiansyah (TH UIN SUKA YOGYAKARTA)
Catatan :
1.       www.Georgetown University.htm. diakses tanggal 29 Mei 2011.
2.       www.barbara-stowasser.htm. Diakses tanggal 29 Mei 2011.
3.  Imperium berarti Kerajaan, Kekaisaran maupun Kekuasaan. Lihat: Kamus Besar Bahasa Indonesia...hlm. 579.
4.       Barbara Freyer Stowasser, Woman in the Qur’an...hlm. 104.
5.       Barbara Freyer Stowasser, Wanita dalam al-Qur’an...hlm. 272.
6.       Fatima Mernissi, Wanita di dalam Islam, terj. Yaziar Radianti (Bandung: Pustaka 1991) hlm. 42-43.

2 Komentar

  1. Lagi Piala Dunia nih, yuk mari daftar dan pasang jagoan mu www(dot)updatebetting(dot)co

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak