VIVAnews
- Perusahaan laman pencari informasi asal China, Baidu, mengaku saat
ini tidak perlu repot-repot bersaing dengan Google. Raksasa internet
Amerika itu bisa saja menguasai pasar internasional, namun gagal
menembus pasar di China, yang dikuasai Baidu.
"Kami tidak ambil pusing dengan dominasi Google di level internasional. Mereka punya pasar sendiri, Baidu pun menguasai pasar sendiri. Di China saja ada ratusan juta pengguna Internet dan itu belum semuanya kami sentuh," kata Kaiser Kuo, Direktur Komunikasi Internasional Baidu.
Dia menerima kunjungan sejumlah jurnalis dari Asia Tenggara, termasuk VIVAnews, Senin 23 September 2013 di kantor pusat Baidu di distrik Haidian, Beijing.
Didirikan pada 18 Januari 2000 oleh Robin Li dan Eic Xu, publik mengenal Baidu sebagai "Google"-nya China. Tidak hanya sebagai laman pencari informasi dalam bahasa mandarin, Baidu pun menyediakan berbagai layanan, mulai dari musik, film, peta pencari dengan menyimpan lebih dari 740 juta web page, 80 juta gambar dan 10 juta data multimedia.
Kalangan media massa internasional pun yakin bahwa Baidu kini sudah menguasai 80 persen pasar teknologi informasi di China, yang memiliki lebih dari 500 juta pengguna Internet.
Menurut data Baidu,
hingga akhir 2012, terdapat 564 juta pengguna Internet di China. Ini
yang menjadikan China sebagai negara yang memiliki populasi Internet
terbesar di dunia. Didirikan pada 18 Januari 2000 oleh Robin Li dan Eic Xu, publik mengenal Baidu sebagai "Google"-nya China. Tidak hanya sebagai laman pencari informasi dalam bahasa mandarin, Baidu pun menyediakan berbagai layanan, mulai dari musik, film, peta pencari dengan menyimpan lebih dari 740 juta web page, 80 juta gambar dan 10 juta data multimedia.
Kalangan media massa internasional pun yakin bahwa Baidu kini sudah menguasai 80 persen pasar teknologi informasi di China, yang memiliki lebih dari 500 juta pengguna Internet.
Itulah sebabnya, menurut Kuo, pihaknya tidak perlu buru-buru untuk menguasai banyak pasar di mancanegara, seperti yang dilakukan Google. Pasar di China saja sudah begitu besar.
"Selama bertahun-tahun kami cukup fokus kepada kebutuhan pasar di China. Tidak gampang menguasai pasar yang memiliki ragam budaya dengan bahasa yang rumit seperti Mandarin. Walau punya layanan bahasa Mandarin, Google pun tidak bisa menguasai pasar di China. Fokus kepada pasar di China itulah yang menjadi kelebihan kami," kata Kuo.
Kuncinya, lanjut Kuo, adalah harus pahami benar kebutuhan pasar setempat. Ini tidak bisa butuh proses yang cepat, namun perlu waktu bertahun-tahun untuk beradaptasi.
"Makanya, Baidu tidak gegabah ingin langsung ekspansi ke pasar internasional. Butuh proses yang bertahap untuk mengenal kebutuhan pasar dan budaya konsumen di suatu negara," kata Kuo, yang juga menangani Departemen Hubungan Investor Baidu.
Sementara itu, pada triwulan kedua 2013, Baidu mencetak revenue sebesar RMB7,560 miliar (US$1,232 miliar). Jumlah ini naik 38,6% dari periode yang sama pada 2012. Perusahaan yang terdaftar di bursa saham teknologi NASDAQ itu mencetak laba operasional pada triwulan kedua 2013 sebesar RMB2,904 miliar (US$473,1 juta), atau naik 3,2% dari periode yang sama pada 2002, demikian ungkap Baidu.
sumber : http://analisis.news.viva.co.id/news/read/446438-baidu--kami-tidak-perlu-report-bersaing-dengan-google