Kekuasaan Saddam Hussein telah
runtuh. Diktator Irak itu pun tewas di tiang gantungan pada 30 Desember
2006. Namun, kisahnya terus berlanjut. Kali ini tentang 'harta karun'
miliknya.
Kargo
berisi uang tunai sebesar 20 miliar euro atau Rp 313 triliun teronggok
begitu saja di bandara Moskow selama 6 tahun. Entah siapa pemiliknya,
diduga itu adalah harta rahasia milik Saddam.
Simpanan
berharga tersebut, yang berada dalam penjagaan ekstraketat di depo
kargo terdiri dari 20 peti kayu, yang masing-masing berisi uang sebesar
100 juta euro.
Pihak
bea dan cukai Rusia telah meminta pemilik peti-peti tersebut
menampakkan diri dan mengambil barang miliknya. Sejumlah orang datang,
termasuk sejumlah penipu, namun tak bisa meyakinkan pihak aparat bahwa
merekalah pemilik sesungguhnya.
"Bisa jadi itu adalah uang Saddam Hussein," kata sumber intelijen kepada media Moskovsky Komsomolets, seperti dimuat Daily Mail.
Gunungan uang tunai, dalam lembaran 100 euro, diketahui diterbangkan dari Frankfurt ke Bandara Sheremetyevo pada 7 Agustus 2007.
Sumber-sumber
di Rusia mengatakan, aparat gagal mendapat pemilik uang itu -- yang
anehnya -- tiba di bandara tanpa mencantumkan nama penerima.
Diduga
tiran Irak tersebut memindahkan uang sejumlah 7,5 miliar euro ke
kantong diplomatik di Moskow sebelum ia terguling, dianggap jauh dari
kekayaan yang berhasil dikumpulkan Saddam selama berkuasa.
Tapi,
bagaimana bisa harta Saddam dikirim dari Jerman ke Rusia 4 tahun
setelah ia digulingkan, 8 bulan setelah dieksekusi, masih belum jelas.
Teori Lain
Sumber
pihak keamanan menyebut ada teori lain terkait tumpukan uang tersebut.
Yakni, bahwa Saddam bukan satu-satunya diktator yang memindahkan
pundi-pundi hartanya dari negerinya yang bergolak. Termasuk, diktator
Libya, Moammar Khadafi?
"Penjelasan
lain, itu adalah uang mafia Rusia atau uang korupsi pejabat Rusia yang
terlalu berbahaya bagi siapapun untuk mengklaimnya. Jumlahnya luar biasa
besar, raksasa."
Pengirim paket duit kertas itu diduga sebagai Farzin Koroorian Motlagh (45). Namun, nama penerima tak dicantumkan.
Dari
paspornya, Farzin Koroorian Motlagh adalah warga negara Iran. Namun,
aparat Rusia dan badan keamanan lain ragu, dialah pemilik uang-uang
tersebut. Ia juga belum muncul mengklaim uang yang jumlahnya luar biasa
itu.
Laporan
lain menyebut, uang tunai itu ditujukan kepada yayasan yang disebut The
World of Kind People, yang bermarkas di Ukraina. Namun, tujuan akhir
uang itu adalah Rusia.
Bos
yayasan tersebut Alexander Shipilov (53), sudah muncul dan mengklaim
uang tersebut. Namun gagal meyakinkan aparat untuk mendapatkan uang
tersebut -- yang bakal membuatnya lebih kaya dari miliuner Rusia, Roman
Abramovich, yang punya kekayaan 9 miliar euro.
Organisasi
amalnya dilaporkan telah menawarkan imbalan dua miliar euro kepada para
pengacara untuk memenangkan kasus ini. Namun, sejauh ini belum ada yang
berminat.
Vadim
Lyalin, ahli urusan bea cukai menyebut, "Pengirim tak mencantumkan nama
penerima. Ini agak aneh. Menunjukkan ada yang salah dengan uang itu."
"Si
'Mr X' gagal mengklaim kargo. Setelah bermacam cara, mereka lalu
menggunakan kedok yayasan," kata dia. "Ini praktik pencucian uang."
Sejauh
ini Pemerintah Rusia juga belum berniat menyitanya. "Tak ada alasan
untuk melakukannya," kata Lyalin. "Pemilik uang itu tercantum dalam
dokumen. Uang itu adalah asli dan dikirim dari bank di Jerman.
Disebut-sebut, bank itu adalah Deutsche Bank Group, namun belum ada
konfirmasi terkait hal itu.
Misteri Farzin Koroorian Motlagh
Sebelumnya,
pihak pengirim, Farzin Koroorian Motlagh alias Farzin Ali Karoryan
Mutlaq pada 2010 dituduh menjadi 'dalang' percobaan pencurian uang
sebesar US$ 14 juta dari Central Bank of Abu Dhabi menggunakan dokumen
palsu, belum juga muncul.
Dia dilaporkan kabur dari Uni Emirat Arab ke Iran. Tidak jelas apakah ada hubungan antara Abu Dhabi dan kasus Moskow.
Salah satu sumber mengatakan, puluhan kelompok telah mencoba mengklaim uang tersebut, dengan mengatasnamakan Motlagh.
"Di antaranya kelompok kriminal, kelompok Chechnya, dan gangster Ukraina," kata dia.
Sumber
keamanan lain menyatakan Motlagh hanya pion yang tak punya kontrol atas
uang tersebut -- yang mungkin terkait diktator, pejabat korup, atau
mafia besar. "Kita mungkin tak akan tahu siapa sebenarnya pemiliknya."
sumber :
http://wowunic.blogspot.com
www.wacanamaya.com
Tags
Fakta