Rakyat Indonesia mengirimkan ratusan ekor hewan kurban untuk rakyat Suriah yang saat ini menderita akibat perang. Kurban di kirimkan ke berbagai desa di dua provinsi yang terkena dampak peperangan.
Menurut Ketua Peduli Muslim, Ginanjar Indrajati Bintoro pada VIVAnews, Rabu 16 Oktober 2013, lembaga donasi yang dipimpinnya bekerja sama dengan Yufid dan Radio Rodja berhasil mengumpulkan dana kurban dari masyarakat Indonesia sebesar Rp4 miliar dalam waktu dua bulan.
Dana ini kemudian dibelikan hewan kurban oleh enam sukarelawan dari Indonesia yang diterjunkan langsung ke medan perang. Hewan kurban dibeli dari peternak Arab Badui di Suriah, sedangkan mobil operasional, ambulans dan truk dibeli dari Turki.
Dari dana yang terkumpul Radio Rodja, kata Jati, dibelikan 8 sapi, 1 unta, dan 159 kambing, dari Peduli Muslim 100 kambing dan Yufid 42 kambing. Dibantu penduduk setempat, daging kurban ini dibagikan ke provinsi Idlib dan Lattakia yang jadi korban perang.
"Dagingnya dibagi ke banyak sekali orang. Kami belum bisa menghitungnya sekarang. Bayangkan saja, penduduk 15 desa di Idlib, lalu dilanjut lagi hari ini di Latakkia," kata Jati lagi.
"Pengiriman kurban untuk
membantu rakyat Suriah korban perang, agar bisa turut menikmati ibadah
Idhul Adha, yang salah satunya adalah menikmati daging kurban. Perang
membuat mereka kesulitan untuk membeli hewan qurban," lanjutnya lagi.
Selain bantuan hewan kurban, donasi dari rakyat Indonesia juga akan diberikan bantuan logistik dan selimut untuk menyambut musim dingin. Salah seorang relawan Muhammad Nurhuda dalam akun Facebooknya mengatakan, Idlib berada di ketinggian lebih dari 700 meter, sehingga musim dingin sangat terasa di bulan Desember dan Januari.
"Kota ini kota pegunungan, sehingga di musim dingin akan banyak sekali turun salju. Oleh karena itu, salah satu kota target penyaluran bantuan adalah Idlib," kata Nurhuda dalam salah satu posting statusnya.
Ditembaki Jet Tempur
Diperkirakan, telah lebih dari 100.000 orang tewas dalam peperangan antara pejuang Suriah dan rezim Bashar al-Assad. Agustus lalu, sebanyak 281 orang tewas dan 1.700 lainnya terluka dalam serangan senjata kimia oleh tentara Assad di pinggiran Damaskus.
Dentuman meriam dan serangan dari udara masih terus dilakukan tentara pemerintah di beberapa wilayah. Jati mengatakan, relawan Indonesia hampir menjadi korbannya.
"Saat ini di Suriah masih ada pertempuran. Bahkan mobil relawan kami beberapa hari yang lalu sempat ditembaki pesawat rezim. Namun, insya Allah lokasi para relawan sampai saat ini relatif aman, dan tidak berada di tengah medan perang langsung," kata dia.
Dia mengatakan, Peduli Muslim, Yufid dan Rodja telah memberikan batasan yang jelas pada para relawan, yaitu tidak ikut peperangan secara langsung. "Di samping kami sendiri juga melarang para relawan untuk ikut perang secara langsung, tetapi fokus dalam misi kemanusiaan terhadap korban perang," lanjutnya lagi.
Sebelumnya awal Agustus lalu, relawan Indonesia telah memberikan bantuan makanan hasil donasi dari masyarakat Indonesia sebesar Rp2 miliar. Donasi di situs Peduli Muslim akan terus dibuka sampai perang di Suriah usai dan stabilitas telah terbentuk.
Selain bantuan hewan kurban, donasi dari rakyat Indonesia juga akan diberikan bantuan logistik dan selimut untuk menyambut musim dingin. Salah seorang relawan Muhammad Nurhuda dalam akun Facebooknya mengatakan, Idlib berada di ketinggian lebih dari 700 meter, sehingga musim dingin sangat terasa di bulan Desember dan Januari.
"Kota ini kota pegunungan, sehingga di musim dingin akan banyak sekali turun salju. Oleh karena itu, salah satu kota target penyaluran bantuan adalah Idlib," kata Nurhuda dalam salah satu posting statusnya.
Ditembaki Jet Tempur
Diperkirakan, telah lebih dari 100.000 orang tewas dalam peperangan antara pejuang Suriah dan rezim Bashar al-Assad. Agustus lalu, sebanyak 281 orang tewas dan 1.700 lainnya terluka dalam serangan senjata kimia oleh tentara Assad di pinggiran Damaskus.
Dentuman meriam dan serangan dari udara masih terus dilakukan tentara pemerintah di beberapa wilayah. Jati mengatakan, relawan Indonesia hampir menjadi korbannya.
"Saat ini di Suriah masih ada pertempuran. Bahkan mobil relawan kami beberapa hari yang lalu sempat ditembaki pesawat rezim. Namun, insya Allah lokasi para relawan sampai saat ini relatif aman, dan tidak berada di tengah medan perang langsung," kata dia.
Dia mengatakan, Peduli Muslim, Yufid dan Rodja telah memberikan batasan yang jelas pada para relawan, yaitu tidak ikut peperangan secara langsung. "Di samping kami sendiri juga melarang para relawan untuk ikut perang secara langsung, tetapi fokus dalam misi kemanusiaan terhadap korban perang," lanjutnya lagi.
Sebelumnya awal Agustus lalu, relawan Indonesia telah memberikan bantuan makanan hasil donasi dari masyarakat Indonesia sebesar Rp2 miliar. Donasi di situs Peduli Muslim akan terus dibuka sampai perang di Suriah usai dan stabilitas telah terbentuk.
"Penderitaan yang dialami
rakyat Suriah, pada hakikatnya adalah penderitaan yang dialami saudara
sendiri. Tanpa melihat batas ras dan negara. Kita memiliki tanggung
jawab dan solidaritas untuk membantu meringankan penderitaan mereka.
Tidak selalu harus dengan harta, tetapi juga dengan doa," ujar Jati
dalam wawancara dengan VIVAnews, Agustus silam.
sumber : VIVA.co.id