Amerika Serikat dan Iran akhirnya akan memasuki babak
baru hubungan luar negeri mereka. Kedua kepala negara melakukan
pembicaraan, walaupun melalui telepon, yang pertama kali sejak tiga
dekade terakhir.
Peristiwa ini dianggap sebagai kemajuan penting perbaikan hubungan AS-Iran yang putus sejak digulingkannya Shah Mohammad Reza Pahlavi-sekutu Amerika- pada revolusi 1979. Hubungan AS dan Iran semakin memburuk akibat keras kepalanya Mahmoud Ahmadinejad dan program nuklir Iran yang diduga diperuntukkan senjata.
Angin segar berhembus setelah Iran dipimpin Rouhani yang moderat, menyongsong hubungan yang lebih baik dengan AS. Pembicaraan singkat keduanya terjadi saat Rouhani hendak bertolak pulang ke Iran usai mengikuti Sidang Majelis Umum PBB di New York, Sabtu pekan lalu.
Dalam percakapan keduanya, mereka menegaskan kerja sama dalam mengatasi permasalahan nuklir Iran. Kedua kepala negara juga telah memerintahkan tim masing-masing dalam isu ini. Obama kepada wartawan mengatakan yakin betul masalah nuklir Iran ini akan bisa diatasi.
"Jelas akan ada penghalang-penghalang untuk maju dan sukses, tidak ada jaminan dalam hal ini, namun saya yakin kita bisa mencapai solusi yang komprehensif," kata Obama di Gedung Putih, dilansir Reuters.
Di akun Twitternya, Rouhani mengatakan bahwa dalam percakapannya dia berucap dalam bahasa Inggris "Have a Nice Day!" dan dibalas oleh Obama "Thank you. Khodahafez (sampai jumpa)". Pembicaraan keduanya berlangsung selama 15 menit.
Dilempari Sepatu
Sekembalinya ke tanah air, dua kubu menyambut Rouhani, yang pro dan kontra. Sekitar 200-300 pendukung Rouhani menyatakan puas dengan pendekatannya pada Amerika. Massa ini berasal dari mereka yang jenuh akan sanksi ekonomi yang dijatuhkan AS atas Iran.
"Terima kasih Rouhani!" teriak mereka. Kedua kubu dipisahkan oleh barikade polisi.
Sementara itu, kelompok penentangnya yang berjumlah sekitar 60 orang adalah kelompok fanatis agama dan para pendukung Ahmadinejad. Mereka meneriakkan kata-kata seperti "Kematian untuk Amerika," dan "Kematian untuk Israel".
Rouhani menyambut massa dengan berdiri di sunroof mobilnya. Lantas saja, dia jadi sasaran lemparan telur dan sepatu massa. Dia langsung dimasukkan ke dalam dan rombongan itu tancap gas.
Pelemparan sepatu adalah bentuk penghinaan dalam budaya Timur Tengah. Hal ini pernah di alami oleh Mantan Presiden AS George W Bush saat mengunjungi Irak tahun 2008 lalu. Saat itu, seorang jurnalis bernama Muntadhar al-Zaidi melemparkan sepatunya ke arah Bush, sebagai protes perang di negara itu.
sumber : http://dunia.news.viva.co.id
Peristiwa ini dianggap sebagai kemajuan penting perbaikan hubungan AS-Iran yang putus sejak digulingkannya Shah Mohammad Reza Pahlavi-sekutu Amerika- pada revolusi 1979. Hubungan AS dan Iran semakin memburuk akibat keras kepalanya Mahmoud Ahmadinejad dan program nuklir Iran yang diduga diperuntukkan senjata.
Angin segar berhembus setelah Iran dipimpin Rouhani yang moderat, menyongsong hubungan yang lebih baik dengan AS. Pembicaraan singkat keduanya terjadi saat Rouhani hendak bertolak pulang ke Iran usai mengikuti Sidang Majelis Umum PBB di New York, Sabtu pekan lalu.
Dalam percakapan keduanya, mereka menegaskan kerja sama dalam mengatasi permasalahan nuklir Iran. Kedua kepala negara juga telah memerintahkan tim masing-masing dalam isu ini. Obama kepada wartawan mengatakan yakin betul masalah nuklir Iran ini akan bisa diatasi.
"Jelas akan ada penghalang-penghalang untuk maju dan sukses, tidak ada jaminan dalam hal ini, namun saya yakin kita bisa mencapai solusi yang komprehensif," kata Obama di Gedung Putih, dilansir Reuters.
Di akun Twitternya, Rouhani mengatakan bahwa dalam percakapannya dia berucap dalam bahasa Inggris "Have a Nice Day!" dan dibalas oleh Obama "Thank you. Khodahafez (sampai jumpa)". Pembicaraan keduanya berlangsung selama 15 menit.
Dilempari Sepatu
Sekembalinya ke tanah air, dua kubu menyambut Rouhani, yang pro dan kontra. Sekitar 200-300 pendukung Rouhani menyatakan puas dengan pendekatannya pada Amerika. Massa ini berasal dari mereka yang jenuh akan sanksi ekonomi yang dijatuhkan AS atas Iran.
"Terima kasih Rouhani!" teriak mereka. Kedua kubu dipisahkan oleh barikade polisi.
Sementara itu, kelompok penentangnya yang berjumlah sekitar 60 orang adalah kelompok fanatis agama dan para pendukung Ahmadinejad. Mereka meneriakkan kata-kata seperti "Kematian untuk Amerika," dan "Kematian untuk Israel".
Rouhani menyambut massa dengan berdiri di sunroof mobilnya. Lantas saja, dia jadi sasaran lemparan telur dan sepatu massa. Dia langsung dimasukkan ke dalam dan rombongan itu tancap gas.
Pelemparan sepatu adalah bentuk penghinaan dalam budaya Timur Tengah. Hal ini pernah di alami oleh Mantan Presiden AS George W Bush saat mengunjungi Irak tahun 2008 lalu. Saat itu, seorang jurnalis bernama Muntadhar al-Zaidi melemparkan sepatunya ke arah Bush, sebagai protes perang di negara itu.
sumber : http://dunia.news.viva.co.id