(TheStreet) |
Sebelumnya, Presiden SBY berencana untuk mengirimkan surat resmi kepada Perdana Menteri Australia, Tony Abbot, Rabu malam, agar negara Kanguru itu segera memberikan penjelasan resmi kepada Indonesia.
Menurut SBY, sudah ada dugaan kuat di balik informasi penyadapan, baik yang dilakukan oleh Australia maupun Amerika Serikat. Karena alasan itu, menurut SBY, dia sebagai Presiden patut memberikan sikap atas penyadapan itu.
Selama ini, hubungan Indonesia dan Australia tidak hanya terkait dengan politik. Australia, negara tetangga yang dipisahkan oleh laut beberapa kilometer dari Tanah Air juga melakukan hubungan perdagangan.
Berdasarkan data
Kementerian Perdagangan, dari laporan Atase Perdagangan RI di Australia,
mengenai perkembangan perdagangan kedua negara periode Januari-Maret
2013 disebutkan, total perdagangan Australia dengan Indonesia periode
Januari-Maret 2013 mencapai US$1,96 miliar, atau turun 7,53 persen
dibanding periode yang sama 2012 sebesar US$2,12 miliar.
Adapun total perdagangan tersebut terdiri atas ekspor Australia ke Indonesia sebesar US$587,11 juta atau turun 22,9 persen dibanding kuartal pertama 2012 yang tercatat US$761,59 juta.
Adapun total perdagangan tersebut terdiri atas ekspor Australia ke Indonesia sebesar US$587,11 juta atau turun 22,9 persen dibanding kuartal pertama 2012 yang tercatat US$761,59 juta.
Selain itu, impor
Australia dari Indonesia sebesar US$1,37 miliar atau naik 1,07 persen
dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat US$1,36 miliar.
Dengan demikian pada periode Januari-Maret 2013 Australia mengalami defisit dalam neraca perdagangan luar negerinya dengan Indonesia sebesar US$788,9 juta.
Dengan demikian pada periode Januari-Maret 2013 Australia mengalami defisit dalam neraca perdagangan luar negerinya dengan Indonesia sebesar US$788,9 juta.
Meskipun menyandang predikat sebagai negara maju, Australia masih membutuhkan impor beberapa komoditas dari Indonesia.
Australia diketahui
mengimpor lima komoditas dari Indonesia. Namun, pada kuartal awal tahun
ini, jumlah kelima komoditas yang diimpor Australia dari Indonesia itu
turun dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu.
Impor komoditas emas Australia dari Indonesia hanya US$109,27 juta atau turun 47,66 persen dibandingkan periode yang sama pada 2012. Impor kayu Australia dari Indonesia juga turun 43,69 persen atau hanya US$26,37 juta.
Impor komoditas emas Australia dari Indonesia hanya US$109,27 juta atau turun 47,66 persen dibandingkan periode yang sama pada 2012. Impor kayu Australia dari Indonesia juga turun 43,69 persen atau hanya US$26,37 juta.
Pada tiga bulan pertama tahun ini impor ban karet dari Indonesia melemah 18,39 persen menjadi US$26,04 juta.
Selanjutnya, impor furnitur periode Januari hingga Maret 2013 sebesar US$9,8 juta atau turun 0,79 persen. Terakhir, impor kayu panel dan sejenisnya dari Indonesia melemah 21,23 persen menjadi US$7,14 juta.
Selanjutnya, impor furnitur periode Januari hingga Maret 2013 sebesar US$9,8 juta atau turun 0,79 persen. Terakhir, impor kayu panel dan sejenisnya dari Indonesia melemah 21,23 persen menjadi US$7,14 juta.
Per September 2013
Sementara itu, pada
periode Januari-September 2013, berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS), ekspor nonmigas Indonesia ke Australia pada September mencapai
US$236,4 juta atau sekitar Rp2,74 triliun. Angka ini meningkat dibanding
bulan sebelumnya yang tercatat US$201,5 juta atau setara Rp2,34
triliun.Sementara itu, selama periode Januari-September 2013, ekspor nonmigas RI ke negeri Kanguru itu sebesar US$2,02 miliar atau sekitar Rp23,57 triliun. Namun, nilai ekspor itu turun dibanding periode sama 2012 yang tercatat US$2,45 miliar atau setara Rp28,5 triliun.
Ekspor ke Australia selama Januari-September 2013 itu mengontribusi sekitar 1,84 persen dari total ekspor nonmigas RI ke sejumlah negara.
Meski demikian, bila dibanding impor nonmigas dari Australia, nilai ekspor RI masih kalah. Pada Agustus 2013, nilai impor nonmigas dari negeri Kanguru mencapai US$315,3 juta atau sekitar Rp3,66 triliun.
Nilai impor itu pun kembali meningkat pada September yang tercatat US$373,4 juta atau setara Rp4,33 triliun. Sementara itu, selama periode Januari-September 2012, nilai impor nonmigas sebesar US$3,75 miliar, sebelum turun menjadi US$3,52 miliar pada Januari-September 2013.
Kontribusi dari Australia itu mencapai 3,3 persen dari total impor nonmigas RI dari sejumlah negara di dunia. Nilai impor Januari-September 2013 itu setara Rp40,8 triliun.
Berdasarkan data ekspor dan impor nonmigas kedua negara itu, Indonesia masih mencatat defisit Rp17,3 triliun selama periode Januari-September 2013. Sementara itu, untuk September 2013, perdagangan RI dan Australia juga defisit bagi Indonesia sebesar Rp1,59 triliun.
sumber : Viva
Tags
Berita