Peneliti menganalisis materi genetika Oncilla di timur laut Brasil dan memperbandingkannya dengan populasi yang ada di dekatnya di wilayah selatan. Para ahli menemukan, tak ada aliran gen antara 2 populasi oncilla -- setidaknya tak ada selama ribuan tahun. Demikian studi yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Current Biology.
Bersamaan dengan perbedaan genetika lain, peneliti akhirnya berkesimpulan, 2 populasi oncilla tidak kawin dan nyatanya berbeda spesies. Demikian ungkap penulis studi, Eduardo Eizirik, peneliti dari Pontifical Catholic University, Rio Grande do Sul, Brasil.
"Penelitian ini menggambarkan betapa banyak yang masih belum kita ketahui tentang alam raya, bahkan dalam kelompok yang kita kira sudah dikenal dengan baik, seperti kucing," kata Eizirik seperti dikutip dari FoxNews, Kamis (28/11/2013).
"Bahkan, ada banyak aspek dasar yang belum kita ketahui soal kucing liar, dari distribusi geografis, pola makan, bahkan batasan spesies -- seperti dalam kasus ini," tambah dia.
Karena populasi oncilla itu adalah spesies baru yang unik, ada kebutuhan mendesak untuk mempelajarinya. Termasuk soal kelangkaan -- untuk mengetahui apakah hewan itu butuh perlindungan di bawah kerangka UU konservasi.
Kedua spesies kucing harimau hidup di hutan hujan dan savana. Mereka pandai memanjat pohon, memangsa burung dan mamalia kecil seperti tikus. Demikian diungkap ahli dari University of Michigan. Oncilla termasuk kucing terkecil di Amerika Selatan, dengan berat maksimal 3 kilogram.
Eizirik dan rekan telah memberi nama baru bagi spesies di selatan, yakni Leopardus guttulus, sedangkan spesies di timur laut dikenal sebagai Leopardus tigrina. Para penulis menemukan pada masa lalu, spesies timur laut kawin, atau hibridisasi dengan spesies yang sama sekali berbeda, yang dikenal sebagai kucing pampas.
Kawin silang ini yang mungkin telah membuat 2 spesies oncilla sama sekali berbeda.
sumber : Liputan6