(digitaltrends.com)
Misalnya, untuk satu ponsel Signature saja dibandeorl US$15.000, atau setara Rp178 juta. Masih banyak ponsel Vertu lainnya yang dilego lebih mahal. Dan, laku alias ada yang membeli.
Harganya yang selangit tak membuat Vertu kehilangan pasar. Meski relatif tak terjangkau, Vertu tetap memproduksi ponsel meski dalam jumlah yang terbatas.
Di tahun 1998, Vertu muncul sebagai bagian dari Nokia. Namun, kemudian pada Oktober tahun 2012, Nokia melepas divisi Vertu ke perusahaan ekuitas swasta EQT VI, dilansir The Verge, Rabu 4 Desember 2013.
Begitu pindah kepemilikan, Vertu buru-buru beralih ke sistem operasi Android sebagai platform pilihan. Vertu pun kini menjelma jadi produsen perangkat Android ekslusif dan mewah dengan harga sangat wah.
Dalam memproduksi ponsel, Vertu meyakini prinsip utama, yakni dengan Vertu seorang pengguna akan jadi pusat perhatian.
"Jika Anda ingin menonjol, Vertu kami buatkan untuk Anda," tegas Hutch Hutchinson, kepala Desain Vertu.
Nah, jika melihat dari harga ponsel yang mencapai ratusan juta rupiah, semewah apa pembuatan ponsel itu?
Terdapat beberapa hal unik dalam proses produksi satu ponsel Vertu. Jika umumnya pada perusahaan teknologi melibatkan banyak divisi untuk membuat satu produk, beda halnya dengan Vertu.
Tiap-tiap pekerja Vertu bertanggung jawab untuk membuat ponsel dari awal hingga akhir, dari perancangan hingga siap jual. Karena itu, masing-masing ponsel dibubuhi tanda tangan sang pembuat, sehingga memiliki tanda khas.
Bukan itu saja, untuk membuat ponsel, masing-masing pekerja dibekali peralatan khusus. Jadi nilai ekslusif benar-benar dijalankan dalam pembuatan ponsel.
Sisi detail pun tak luput dari perhatian Vertu. Misalnya, pemasangan baut harus dilakukan secara manual oleh pekerja, alih-alih menggunakan mesin.
Bisa dibayangkan betapa sulitnya menjadi karyawan Vertu. Bagi calon karyawan disebutkan harus mengikuti pelatihan dari tiga bulan sampai setahun, tergantung tingkat keahliannya masing-masing.
Vertu membekali teknisi dengan panduan langkah demi langkah untuk membuat sebuah ponsel mewah yang siap pakai. Vendor itu juga menyediakan semacam terminal tutorial di depan teknisi, sehingga mereka dipermudah untuk menyelesaikan pesanan.
Lingkungan perusahaan juga dibuat senyaman mungkin bagi pekerja, layaknya sebuah laboratorium khusus. Bersih dan rapi. Tak heran jika ponsel-ponsel yang dipasarkan bukan ponsel sembarangan.
sumber : Viva