Ronaldo dan Alejandro (Foto: MARCA)
MADRID - Bocah berusia enam tahun, Alejandro, menjadi perhatian utama publik Spanyol, menyusul aksinya dalam meredakan ketegangan yang melibatkan pelatih dan wasit.
Keributan antara pelatih dan wasit itu terjadi pada sebuah turnamen sepakbola untuk kategori U-8, antara Union Viera B dan Barrio Atlantico, Mei lalu. Dalam duel di Las Palmas Gran Canaria, pelatih dari tim Barrio Atlantico terlibat adu mulut dengan wasit pertandingan, karena tidak puas dengan keputusan sang pengadil yang dinilai merugikan timnya.
Di tengah perdebatan yang sengit di antara dua orang dewasa itu, Alejandro tiba-tiba berdiri di tengah dan kemudian mengangkat tangannya seraya meminta pelatih dari tim lawan dan wasit untuk menghentikan perdebatan mereka dan kembali melanjutkan pertandingan.
Aksi Alejandro ini kemudian mendapatkan aplaus dari penonton yang hadir. Aksi fair play bocah enam tahun ini pun diabadikan seorang fotografer, dan akhirnya ramai dibicarakan di Spanyol. Aksi Alejandro menjadi contoh yang harus ditiru para pelaku sepakbola.
Aksi fair Alejandro yang berposisi sebagai striker di klub Union Viera ini membuatnya mendapatkan penghargaan dalam malam penganugerahan La Liga yang digagas salah satu media kenamaan Spanyol, MARCA.
Alejandro mendapatkan Jarque Puerta Trophy untuk aksi sportifnya kala itu. Trofi ini diberikan oleh ibu dari dua pesepakbola Spanyol yang meninggal di lapangan, Dani Jarque dan Antonio Puerta.
Tak hanya mendapatkan trofi, Alejandro juga berkesempatan berfoto bersama dengan pemain idolanya, Cristiano Ronaldo yang pada malam itu memenangkan trofi MVP (Most Valuable Player). Tak hanya berfoto, Alejandro juga mendapatkan jersey dari sang megabintang.
“Saya melakukan apa yang harus saya lakukan,” ujar Alejandro saat ditanya apa yang membuatnya melakukan tindakan tersebut.
“Saya adalah fan Madrid, dan akan selalu begitu,” sambungnya sambil semringah saat berfoto dengan Ronaldo.
Sikap berani Alejandro juga membuat sang ayah bangga, “Alejandro tidak ingin mereka (pelatih dan wasit) terlibat adu mulut. Saya mengatakan kepadanya bahwa dia sudah melakukan tindakan tepat,” urai sang ayah bangga putranya bisa jadi contoh para pelaku sepakbola belakangan ini yang kerap melupakan nilai luhur sepakbola, yakni sportivitas.
sumber : Okezone