Saat kepala Osama Bin Laden ditembak pasukan elit Navy SEAL di rumah persembunyiannya di Abbottabad, Pakistan pada Minggu 1 Mei 2011 lalu, orang menyangka Al Qaeda bakal tamat.
Ternyata tidak. Kelompok teror justru bangkit. Mereka bermetamorfosis.
Al Qaeda yang mengemuka dan menarik perhatian dunia setelah membajak pesawat dan menabrakkannya ke menara kembar World Trade Centre pada 11 September 2001, kembali membuat dirinya dikenal melalui pertumpahan darah.
Ini di antaranya: para penembak bertopeng merebut dua kota penting di Irak pekan lalu. Tak cuma itu, sebuah bom bunuh diri menyebabkan kerusakan dan korban jiwa di Beirut -- setidaknya 23 nyawa melayang. Belum lagi apa yang terjadi di Suriah. Al Qaeda mengklaim bertanggung jawab atas semua serangan tersebut.
"Ada peningkatan terkait kekerasan yang dilakukan Al Qaeda," kata Clive Williams, mantan pegawai intelijen Australia sekaligus dosen tamu di Australian National University, seperti dimuat News.com.au, Selasa (7/1/2014)
Pelakunya bukan orang-orang lama Al Qaeda. Wajah baru. Salah satunya dilakukan grup teror yang berafiliasi dengan organisasi itu, yakni Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) -- atau yang pernah dikenal sebagai Al Qaeda Irak atau AQI.
Pekan lalu, Brigade ISIS merebut 2 kota utama di Irak dari aparat keamanan melalui pertempuran berdarah: Ramadi, yang terletak 110 km sebelah barat Baghdad dan Fallujah yang dikenal sebagai 'kota masjid'.
Nama Fallujah sudah lebih dulu dikenal. Kota itu pernah jadi medan pertempuran berdarah setelah invasi AS atas Irak pada 2003.
Sekitar 60 persen kota -- kawasan bisnis, pemukiman, bahkan masjid -- rusak akibat serangan udara dan baku tembak.
ISIS tak hanya beroperasi di satu negara. Kelompok itu diketahui beroperasi di Irak dan Suriah -- yang masih dirundung pertempuran. Membantu oposisi Suriah juga melawan pemerintah Irak.
Ironisnya, Al Qaeda di Irak dibentuk sebagai respon atas invasi pasukan yang dipimpin AS pada 2003. Demikian menurut mantan analis intelijen AS.
"Didirikan oleh operator al-Qaeda asing yang masuk ke Irak setelah invasi AS. Untuk membunuh kedua orang Amerika dan Syiah," kata Kenneth Pollack, mantan analis intelijen CIA dan ahli politik Timur Tengah kepada Kongres AS tahun lalu.
Mengapa Al Qaeda Tak Mati Bersama Bin Laden
Organisasi inti yang melaksanakan serangan 9/11 sebagian besar telah dihancurkan oleh badan-badan intelijen dan militer. Itu menurut pejabat keamanan Barat.
Namun, kelompok tersebut tidak terpusat. Sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Barack Obama mengumpamakan mereka sebagai kanker.
"Inti Al Qaeda sudah hancur..." kata Obama dalam konferensi pers September 2012 lalu. Dia menambahkan, tumor utama telah dihancurkan kekuatan militer yang mengakhiri Bin Laden dan setidaknya 22 dari 30 pimpinan kelompoknya.
Namun, Obama menambahkan, "Al Qaeda dan ekstremis lain telah bermetastasis, menyebar seperti kanker ke grup-grup regional yang bisa mendatangkan bahaya."
Dan apa yang disaksikan dunia saat ini, khususnya di Irak dan Suriah, juga di Libya serta wilayah yang dikenal sebagai Tanduk Afrika.
ISIS dipimpin oleh sosok bayangan Abu Bakr al-Baghdadi, tokoh militan Irak yang mengawasi serangan ke Irak dan diyakini memerintahkan agar kelompoknya memperluas operasi di Suriah.
Belum jelas apakah ia bertindak sebagai penentu atau mengikuti arahan komandan Al Qaeda. Bagaimana dengan militan lain yang mengklaim 'terkait dengan Al Qaeda`?
Ada kelompok-kelompok serupa di seluruh Timur Tengah dan Asia Tenggara. Clive Williams punya penjelasan untuk ini: pemasaran.
Al Qaeda adalah 'merek' top dalam dunia terorisme. "Mereka memanfaatkan nama Al Qaeda," kata Williams. "Itu adalah merek yang dihormati, baik dalam hal perekrutan anggota, mencari dana, dan membangun hubungan dengan kelompok-kelompok yang sama."
sumber : Liputan6