Letak geografis Indonesia yang berada
di garis katulistiwa memberikan iklim tropis, dan mengalami 2 musim,
musim kemarau dan musim penghujan. Jika waktu / lama kedua musim
tersebut berimbang, secara teoritis wilayah yang terletak di Indonesia
seharusnya tidak mengalami permasalahan supply air bersih.
b. Flokulan Yaitu bahan yang ditambahkan untuk menyempurnakan kerja koagulan. Dimana dengan penambahan flokulan maka ikatan kotoran menggumpal yang telah terbentuk akan membentuk gumpalan yang lebih besar lagi sehingga lebih mudah diendapkan. Flokulan biasanya berupa polimer ( atau senyawa yang mempunyai ikatan rantai panjang ). Di pasaran dijual dengan berbagai nama dan merk sesuai pabrikan pembuatnya. Saat ini harganya berkisar antara Rp.35.000 s/d 50.000 per kg.
Cara kerja:
Namun kenyataannya, memang kedua musim tidak berimbang lamanya.
Sehingga sering terjadi adanya permasalahan supply air bersih. Ketika
musim kemarau panjang, sumur-sumur kering dan air bersih susah di dapat.
Sebaliknya, pada musim penghujan air begitu melimpah dan berlebih
sampai banjir mengakibatkan sumber-sumber air bersih menjadi kotor.
Tambahan pula memang ada beberapa wilayah yang karena letak bawaan
geografisnya menyebabkan kesulitan air bersih sepanjang musim.
Di wilayah perkotaan, kebutuhan dan suplly air bersih jarang menjadi
masalah. Karena pada umumnya wilayah perkotaan, kebutuhan akan air bersih di supply dari PDAM, meski dengan jumlah yang terbatas dan terkadang berebut.
Kedepan, kebutuhan dan supply air bersih diprediksi akan mengalami masalah
yang cukup serius.
Ini disebabkan karena meledaknya laju pertumbuhan penduduk yang begitu
hebat, serta dengan semakin besarnya sumber daya alam yang
dieksploitasi, namun kurang diimbangi dengan langkah konservasi dan
upaya pemulihan.
Untuk itu, mungkin ada baiknya jika penduduk Indonesia mulai belajar
memahami prinsip-prinsip pengelolaan air bersih, terutama beberapa
pengetahuan dan cara yang sifatnya praktis. Terlebih bagi penduduk yang
memang karena letak geografisnya selalu bermasalah dengan air bersih.
Diharapkan dengan mamahami prinsip-prinsip pengolahan air bersih
penduduk ( yang sedang mengalami masalah air bersih ) dapat memanfaatkan
sumber-sumber air - yang pada kondisi normal adalah air keruh dan kotor - di sekitarnya.
Beberapa sumber air sekitar yang dapat diolah menjadi air bersih
misalnya : air sungai, air waduk atau danau, atau air hujan. Dalam hal
ini terdapat pengecualian untuk air sungai yang telah bercampur dari
limbah cair industri. Karena air sungai yang bercampur dengan sisa buangan limbah cair industri biasanya
mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda, utamanya pada kandungan
bahan kimianya. Sehingga diperlukan beberapa perlakuan tambahan.)
Prinsip dasar proses pengolahan air untuk pemurnian produk air
bersih ( purityproducts.com ) sebenarnya cukup sederhana, yaitu
memisahkan sebanyak mungkin kotoran yang terikut di dalamnya.
Secara umum kotoran yang terdapat dalam air adalah :
- Kotoran yang mengapung, misal dedaunan, sampah, dsb
- Kotoran yang melayang berupa partikel-partikel kecil penyebab kekeruhan, baik yang terlarut atau tersuspensi.
- Kotoran yang tenggelam, misal : pasir halus, lumpur berat, dsb
Untuk pengotor yang mengapung dan tenggelam perlakuannya lebih
mudah.Kotoran yang melayang cukup dilakukan penyaringan sederhana.
Sedang untuk kotoran tenggelam, cukup dibiarkan beberapa saat untuk
memberikan waktu pengendapan. Sehingga fokus utamanya adalah kotoran
melayang yang menyebabkan air terlihat keruh.
Secara tradisional, beberapa penduduk sebenarnya telah melakukan
perlakuan untuk menghilangkan kotoran melayang ini dengan tawas. Namun
karena masih dilakukan secara tradisional upaya yang dilakukan sering
kali belum didapatkan hasil yang optimal.
Secara garis besar, cara untuk menjernihkan air secara berurut dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Menghilangkan kotoran mengapung dengan penyaringan
2. Menghilangkan kotoran berat dengan penapisan dan atau pengendapan
3. Menghilangkan kotoran melayang.
Untuk menghilangkan kotoran melayang ( tersuspensi, terlarut ) harus digunakan bahan kimia.
Bahan kimia pokok yang umum digunakan untuk tujuan ini adalah :
a. Koagulan,
yaitu bahan yang digunakan untuk mengikat kotoran melayang sehingga
terbentuk gumpalan.Dapat berupa : Alum ( tawas, alumunium sulfat ),
Ferro sulfat, dsb. Di pasaran saat ini harganya antara Rp. 6000 s/d Rp.
9000 per kg.
b. Flokulan Yaitu bahan yang ditambahkan untuk menyempurnakan kerja koagulan. Dimana dengan penambahan flokulan maka ikatan kotoran menggumpal yang telah terbentuk akan membentuk gumpalan yang lebih besar lagi sehingga lebih mudah diendapkan. Flokulan biasanya berupa polimer ( atau senyawa yang mempunyai ikatan rantai panjang ). Di pasaran dijual dengan berbagai nama dan merk sesuai pabrikan pembuatnya. Saat ini harganya berkisar antara Rp.35.000 s/d 50.000 per kg.
Cara kerja:
- Air yang keruh ( air sungai, air danau air hujan ) pertama kali harus
dihilangkan dari kotoran melayang dengan penyaringan dan kotoran
tenggelam dengan penapisan dan atau pengendapan sederhana )
- Membuat larutan Koagulan sebanyak 100 gram dilarutkan dalam 1 liter air
- Membuat larutan Flokulan sebanyak 6 gram dilarutkan dalam 1 liter air.
- Air yang telah dibersihkan pada langkah awal ditempatkan pada bak- bak atau drum.
- Tambahkan larutan Koagulan secara perlahan sambil diaduk, setelah itu
- Tambahkan larutan Flokulan secara perlahan sambil diaduk
- Sebagai patokan sederhana kedua larutan di atas dapat digunakan untuk menjernihkan 1 m3
Air keruh.
( Asumsi : dari beberapa percobaan untuk air keruh seperti sungai akan
menjadi jernih dengan dosis Koagulan 80 s/d 100 ppm dan dosis flokulan 4
s/d 6 ppm ).
- Dosis di atas dapat ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan.
- Maka akan terbentuk gumpalan-gumpalan kotoran yang besar.
- Biarkan selama 5 s/d 10 menit maka gumpalan akan mengendap dan didapatkan air yang telah bersih
- Air ini sudah cukup aman untuk dikonsumsi selama dimasak terlebih dulu.
- Namun jika sumber airnya disinyalir mengandung bakteri atau masih
ragu-ragu dapat ditambahkan kaporit cair atau Sodium hipochlorit (
sekitar 0,1 s/d 0,2 gram per meter kubik air ).
Langkah di atas adalah cara yang sifatnya praktis. Jika ingin diterapkan
dalam skala yang lebih besar dan kontinyu untuk memperoleh hasil yang
akurat, perlu dilakukan percobaan penentuan dosis terlebih dulu. Untuk
itu perlu dilakukan apa yang dinamakan Jar Test guna menentukan dosis yang tepat untuk menjernihkan air keruh.