(REUTERS/Beawiharta)
Sejumlah pulau dan
kekayaan bawah laut itu masuk dalam Taman Nasional Komodo. Taman
nasional itu terpilih menjadi salah satu tujuh keajaiban dunia, setelah
bersaing dengan ratusan keajaiban dunia yang lain. (baca: keajaiban dari Komodo)
Selain hewan raksasa itu,
di pulau komodo itu --sebagaimana pulau Rinca dll-- hidup pula ratusan
keluarga nelayan. Secara turun-temurun mereka hidup bersama. Bahkan
menurut legenda setempat, hewan raksasa itu tadinya adalah manusia. (Baca: Kisah dari Komoso)
Makanan sehari-harinya
adalah hewan lain di pulau itu. Manusia, jika tidak mengikuti panduan
para pawang di situ juga bisa terancam. Terluka, bahkan bisa menjadi
sasaran. (baca: Kisah Baron Rudolf di Bukit Komodo). Bagaimana binatang raksasa itu beraksi dan membunuh lawannya?
Sejumlah ahli sudah
melakukan penelitian. Semula diyakini bahwa dia membunuh dengan cekikan
tubuhnya yang besar. Tapi sejumlah penelitian menyebutkan bahwa racun
mematikan sang komodo terletak di air liur. Air liur komodo itu
kemudian masuk di laboratorium sejumlah universitas di dunia. Para ahli
meneliti racun apa gerangan di air liur itu dan bagaimana proses
pembentukan racun itu.
Penelitian sejumlah ahli
di Universitas Texas menemukan bahwa racun mematikan itu disebabkan oleh
kesehatan gigi komodo yang sangat buruk. Gigi yang buruk itu
menyebabkan infeksi. Infeksi bakteri itu bisa ribuan. Jika digigit oleh
Komodo, itu seperti memindahkan ribuan bakteri itu kepada si mangsa.
Dengan cara itulah dia bisa membunuh rusa dan babi liar di pulau itu.
Para peneliti itu
menemukan bahwa bakteri ini menyebar dari satu komodo ke komodo lain.
Penyebaran bakteri ini dapat membunuh sesama komunitas komodo. "Temuan
ini menunjukkan bakteri menyebar secara epidemik antara mulut para kadal
melalui mangsa yang kabur saat mulai diserang," ujar peneliti dari
Universitas Texas seperti dilansir dari Daily Mail.
Peneliti menemukan rata-rata 58 spesies bakteri terdapat dalam liur komodo. Sebanyak 93 persen infeksi ini diklasifikasikan memiliki potensi patogen. Mereka menemukan satu spesies bakteri ganas Pastuerella multocida. Tikus yang disuntikkan ludah komodo dengan kandungan bakteri ini langsung mati seketika. (baca: profil komodo)
Peneliti menemukan rata-rata 58 spesies bakteri terdapat dalam liur komodo. Sebanyak 93 persen infeksi ini diklasifikasikan memiliki potensi patogen. Mereka menemukan satu spesies bakteri ganas Pastuerella multocida. Tikus yang disuntikkan ludah komodo dengan kandungan bakteri ini langsung mati seketika. (baca: profil komodo)
Tapi Komodo itu sangat
patuh pada pawang di pulau itu. Ilmu menjadi pawang itu dipelajari
bertahun-tahun. Dari pengalaman dan dari kedekatan mereka dengan hewan
itu. Itu sebabnya, setiap turis yang jalan dengan pawang, nyaris tidak
pernah diganggu. Para turis yang datang ke sana bisa asyik foto bersama
hewan raksasa itu, sebagai kenangan.
sumber : Viva
Tags
Fakta
artikel yang sangat menarik, terimakasih..
BalasHapus