"Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak. Ini terjadi karena adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah," kata spesialis saraf dari RS Premier Jatinegara (RSPJ), dr Sukono Djojoatmodjo Sp.S dalam seminar dan gathering stroke, Sabtu (30/11).
Selama ini, menurut dr Sukono, walau bisa diselamatkan, banyak pasien stroke yang mengalami kelumpuhan anggota badan. Mereka ada juga yang kehilangan sebagian ingatan, penurunan kesadaran, dan kehilangan kemampuan untuk berbicara. Gerakannya pun terhambat dan bicaranya pun tiba-tiba cadel.
Maka, ia mengajak agar keluarga pasien mengidentifikasi perubahan di area wajah, gerakan, dan kemampuan bicara pasien stroke. Pada wajah seseorang yang terkena serangan stroke akan terlihat kaku dan tidak berimbang satu sisi dengan lainnya.
Bila ciri-ciri stroke terpenuhi, dr Sukono mengimbau agar jangan menunda-nunda untuk segera membawa orang yang dicurigai terkena stroke ke RS, bukan klinik atau lainnya.
Terutama, memperhatikan RS yang memiliki peralatan lengkap untuk stroke. Pada empat jam pertama terjadinya serangan, merupakan kesempatan terbaik untuk dilakukan pengobatan stroke.
Kurangnya aliran darah ke dalam jaringan otaklah penyebab serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusak atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak, imbuh dr Sukono, dapat menyebabkan hilangnya fungsi saraf yang dikendalikan oleh jaringan itu.
sumber : republika
terimakasih informasinya, sangat bermanfaat..
BalasHapus