Kim Jong-Un eksekusi pamannya (Foto: AFP)
Menurut Guardian, ada banyak kebencian pribadi yang tidak tampak ke permukaan antara Kim Jong-Un dan Jang Song Thaek. Namun posisi Thaek sebagai orang terkuat kedua di Korut, harus berakhir dengan eksekusi mati.
Ada kabar yang menyebutkan bahwa Jong-Un memang mengeksekusi mati pamannya karena alasan konyol. Salah satunya karena Jang Song Thaek, tidak tepuk tangan dengan sepenuh hati dalam upacara penting bagi Jong-Un.
"Kim Jong-Un mungkin marah terhadap pamannya karena tidak menghormati dirinya. Ketika dirinya (Jong-Un) terpilih sebagai Wakil Ketua Komisi Pusat Militer Nasional, Jang Song Thaek tidak tepuk tangan dengan sepenuh hati," ujar pengamat dari NPR Frank Langfit, seperti dikutip Guardian, Senin (16/12/2013).
"Dia mungkin juga ingin menyampaikan pesan kepada pejabat lain dalam pemerintahannya bahwa, 'tidak ada yang aman. Jangan main-main dengan saya (Kim Jong-Un)'," lanjut Langfit.
Pada tuduhan resminya, Jang Song Thaek dinyatakan bersalah karena melakukan pengkhianat. Thaek, dianggap telah membentuk kekuatan yang tidak diinginkan dan membentuk faksi yang pada akhirnya pantas untuk dihukum berat.
Apapun alasan dari eksekusi tersebut, satu hal yang pasti, posisi Kim Jong-Un sebagai pemimpin tertinggi tidak untuk diragukan atau bahkan dianggap tidak berkuasa.
sumber : okezone