Pemerintah Arab Saudi mengumumkan telah
menginvestasikan dana sebesar US$22 miliar (Rp226 triliun) untuk
membangun sistem jaringan kereta api metro di ibukota Riyadh.
Pejabat setempat mengatakan proyek ini akan menjadi sarana transportasi publik terbesar di dunia dan akan mempunyai enam jurusan yang akan membantu mengembangkan perekonomian negara itu.
Salah satu perancang untuk proyek ini adalah arsitek berdarah campuran Irak-Inggris Zaha Hadid.
Konstruksi untuk pembangunan metro akan dimulai awal tahun depan dan ditargetkan sudah bisa dipakai pada 2019 mendatang.
Presiden komisi untuk pembangunan kota Riyadh, Arriyadh Development Authority, Ibrahim bin Mohammed al Sultan mengatakan proyek yang dinamakan Riyadh Public Transport Project ini akan menjadi "pendorong utama perkembangan ekonomi dan ketenagakerjaan."
Dia menyebut proyek ini sebagai "landasan" yang akan "meningkatkan kualitas hidup" bagi hampir enam juta penduduk Riyadh.
Ahli Timur Tengah dari Universitas Cambridge, Jim Krane, mengatakan bahwa pembangunan metro sangat masuk akal bagi Arab Saudi.
"Pemerintah Saudi punya masalah keuangan, harga minyak tinggi tetapi penerimaan dari investasi mereka di pasar asing rendah," kata dia.
"Jadi mereka punya banyak uang dan harus membelanjakan uang itu. Cara apalagi yang lebih baik daripada membangun infrastruktur?"
Metro di Riyadh yang akan mencapai panjang 180km ini akan menyambung dengan metro Dubai.
Krane, yang juga penulis buku Dubai, The Story of the World's Fastest City, mengatakan pemerintah Saudi telah lama melihat potensi Riyadh untuk menyatukan enam negara yang tergabung dalam Dewan Kerjasama Negara Teluk (GCC).
"Saudi berpendapat bahwa Riyadh bisa dipertimbangkan seperti Brussels (bagi Uni Eropa) dan wilayah ini harus memiliki fasilitas," kata dia.
Rancangan desain Kafd Metro, Riyadh oleh Zaha Hadid
sumber : memobee