PERNAHKAH kamu melihat angsa, atau bebek, atau burung-air yang
“berenang” di air, lalu kadang “menyelam” ke dalam air. Tapi apa yang
terjadi, mereka tetep “kering” bulu-bulu mereka tidak basah. Kenapa bisa
begitu ya? Apakah ada lapisan ”anti” air yang melindungi bulu-bulu
mereka? Lalu bagaimana mereka bisa ”mandi” kalau bulu mereka tidak bisa
basah begitu?
Coba deh amati bagaimana bulu bulu itu memiliki susunan sedemikian rupa sehingga menutupi badan unggas. Seperti sisik ikan, bulu-bulu unggas tersusun rapat dan ”bertumpuk”, sehingga pada saat ada air jatuh ke tubuh mereka, ibarat atap genteng rumah kamu, air akan meluncur di puermukaannya, bukannya ”masuk” ke dalam badan burung.
Jika kamu amati bulu ayam atau burung, maka akan kamu dapati terdapat banyak sekali ”cabang-cabang” di setiap helai bulu, jumlah nya banyak sekali, dan saling kait mengait. Ini juga yang membuat air tidak bisa ”tembus” ke dalam bulu.
Unggas juga memiliki ”salep” yang berupa minyak dari kelenjar tubuhnya di bagian ekor, yang kerap dioleinya ke seluruh tubuh, menjadikannya bulu-bulu itu tidak ”disukai” air.
Saat mandi, unggas akan ”membuka” pertahanan bulunya, mencebur-ceburkan tubuhnya ke dalam air, dan membiarkan air masuk membasahi tubuhnya. Setelah itu mereka akan mengibaskan seluruh tubuhnya sehingga semua air dan kotoran yang menempel akan ”lari” terlepas dari tubuhnya.
Wah ternyata unggas punya ”jas hujan” anti airnya sendiri ya? Tapi dapatkah kamu menjelaskan bagaimana dengan nasib ayam yang kehujanan dan kelihatan ”layu”? Apakah mereka basah kuyup?
Coba deh amati bagaimana bulu bulu itu memiliki susunan sedemikian rupa sehingga menutupi badan unggas. Seperti sisik ikan, bulu-bulu unggas tersusun rapat dan ”bertumpuk”, sehingga pada saat ada air jatuh ke tubuh mereka, ibarat atap genteng rumah kamu, air akan meluncur di puermukaannya, bukannya ”masuk” ke dalam badan burung.
Jika kamu amati bulu ayam atau burung, maka akan kamu dapati terdapat banyak sekali ”cabang-cabang” di setiap helai bulu, jumlah nya banyak sekali, dan saling kait mengait. Ini juga yang membuat air tidak bisa ”tembus” ke dalam bulu.
Unggas juga memiliki ”salep” yang berupa minyak dari kelenjar tubuhnya di bagian ekor, yang kerap dioleinya ke seluruh tubuh, menjadikannya bulu-bulu itu tidak ”disukai” air.
Saat mandi, unggas akan ”membuka” pertahanan bulunya, mencebur-ceburkan tubuhnya ke dalam air, dan membiarkan air masuk membasahi tubuhnya. Setelah itu mereka akan mengibaskan seluruh tubuhnya sehingga semua air dan kotoran yang menempel akan ”lari” terlepas dari tubuhnya.
Wah ternyata unggas punya ”jas hujan” anti airnya sendiri ya? Tapi dapatkah kamu menjelaskan bagaimana dengan nasib ayam yang kehujanan dan kelihatan ”layu”? Apakah mereka basah kuyup?
sumber : bocah
hmm, karena unggas memiliki caranya sendiri untuk mebuat bulunya tetap kering..
BalasHapusmemang benar kak, angsa atau bebek punya cara tersendiri untuk membuuat bulunya tetap kering
BalasHapusBosan Menang tidak dibayar ? judi sabung ayam
BalasHapus