Ini buat kamu-kamu yang belum pernah ke Jepang dan pengen kesana. siapa tau aja suatu saat kamu ke sana buat ngunjungin saudara atau teman yang tinggal disana. Tapi...kamu harus tahu yang satu ini, soalnya kebanyakan jalan di Jepang tidak mempunyai nama. Di Jepang, mereka menggunakan sistem pemberian alamat yang sangat berbeda jika dibanding dengan yang digunakan di Indonesia. Dibanding memberikan suatu jalan dengan sebuah nama tertentu, mereka lebih memilih memberikan nomor pada blok-blok dan membiarkan jalan tidak memiliki nama.
Memang ada beberapa pengecualian untuk ini di mana jalan-jalan tertentu seperti jalan utama memiliki nama, namun hal ini biasanya diabaikan oleh masyarakat lokal dan para pekerja pos karena mereka justru lebih mudah menemukan suatu alamat dengan panduan nomor-nomor blok.
Sistem pemberian alamat seperti ini sudah digunakan pada era Meiji dan hanya mengalami sedikit modifikasi setelah Perang Dunia II.
Sistem pemberian alamat seperti ini sudah digunakan pada era Meiji dan hanya mengalami sedikit modifikasi setelah Perang Dunia II.
Untuk menggambarkan bagaimana sistem ini bekerja dari sudut pandang praktis, silahkan anda lihat peta di bawah. Wilayah kota dibagi ke dalam beberapa blok, dengan masing-masing blok diberi nomor. Jika anda ingin menemukan lokasi bangunan tertentu, anda harus tahu di blok mana bangunan yang anda cari tersebut berada. Bila anda bertanya-tanya bagaimana untuk sampai ke suatu blok tertentu, maka anda perlu mengenali terlebih dahulu daerah tersebut, jika tidak maka anda membutuhkan peta atau GPS. Untungnya, anda dapat dengan mudah melihat peta karena biasanya sudah ada peta yang dipasang di lokasi-lokasi penting seperti stasiun kereta api dan halte bus, sehingga untuk menemukan sebuah blok biasanya tidak terlalu sulit.
Hal menarik lainnya tentang sistem pemberian alamat di Jepang adalah bagaimana cara anda menemukan bangunan yang anda cari di dalam blok tersebut. Karena, rumah atau bangunan di dalam blok akan diberikan sebuah nomor, namun nomor ini biasanya tidak berada dalam urutan yang jelas ketika kita melihatnya. Misalnya, rumah nomor 1 mungkin berada tepat di samping gedung nomor 3, dan tepat di sampingnya mungkin adalah rumah nomor 6.
Hal ini terjadi karena biasanya nomor bangunan ditetapkan berdasarkan kapan mereka dibangun. Jadi, ketika sebuah blok pertama dibentuk, jika ada tiga bangunan di dalamnya, akan diberikan nomor 1, 2, dan 3. Jika bangunan lain dibangun kemudian, akan diberikan nomor 4, dan seterusnya.
Mungkin anda menduga, ini bisa membuat seseorang kebingungan mencari tempat tertentu di dalam suatu blok. Namun, mengingat bahwa ukuran suatu blok biasanya tidak terlalu besar, alamat tertentu dalam suatu blok biasanya dapat kita temukan dengan cukup cepat, bahkan dengan berjalan kaki sekalipun. Jadi anggapan bahwa jenis sistem pemberian alamat seperti ini sangatlah rumit dan tidak efisien adalah salah besar.
Jenis sistem pemberian alamat ini sangat bagus sehingga seseorang mampu untuk menemukan sesuatu pada peta dengan sangat cepat. Bahkan seorang tukang pos dapat mengantarkan 600 sampai 700 surat hanya dalam waktu dua jam saja. Bandingkan dengan di negara kita dimana seorang tukang pos paling banyak hanya dapat mengantarkan 200 surat dalam seharinya karena banyaknya waktu yang terbuang dalam mencari suatu alamat. Hal ini membuktikan bahwa sistem pemberian alamat di Jepang jauh lebih efisien dibanding dengan yang digunakan di Indonesia.
Contohnya, jika suatu rumah terletak di Desa Akane, di Kota Hachioji, Prefektur Tokyo, maka penulisan alamat untuk rumah tersebut adalah "4-7 Akane Hachioji Tokyo" (dibaca Prefektur Tokyo, Kota Hachioji, Desa Akane, blok 4, bangunan nomor 7), kemudian ditambahkan 7 digit nomor kode pos. Jika semisal bangunan tersebut berupa apartemen yang terdiri dari banyak kamar, maka di alamat tersebut di atas akan ditambahkan nama apartemen dan nomor kamarnya. Misalnya Sunview R.313, 4-7 Akane Hachioji Tokyo yang dibaca gedung Sunview, ruang 313 (lantai 3 kamar nomor 13), di Desa Akane blok 4, bangunan nomor 7, di Kota Hachioji, Prefektur Tokyo. Tentunya pemberian alamat semacam ini akan lebih mudah dibanding mencari alamat di negara kita dimana suatu jalan dapat sangat panjang sekali tanpa penomoran yang jelas.
Mungkin anda menduga, ini bisa membuat seseorang kebingungan mencari tempat tertentu di dalam suatu blok. Namun, mengingat bahwa ukuran suatu blok biasanya tidak terlalu besar, alamat tertentu dalam suatu blok biasanya dapat kita temukan dengan cukup cepat, bahkan dengan berjalan kaki sekalipun. Jadi anggapan bahwa jenis sistem pemberian alamat seperti ini sangatlah rumit dan tidak efisien adalah salah besar.
Jenis sistem pemberian alamat ini sangat bagus sehingga seseorang mampu untuk menemukan sesuatu pada peta dengan sangat cepat. Bahkan seorang tukang pos dapat mengantarkan 600 sampai 700 surat hanya dalam waktu dua jam saja. Bandingkan dengan di negara kita dimana seorang tukang pos paling banyak hanya dapat mengantarkan 200 surat dalam seharinya karena banyaknya waktu yang terbuang dalam mencari suatu alamat. Hal ini membuktikan bahwa sistem pemberian alamat di Jepang jauh lebih efisien dibanding dengan yang digunakan di Indonesia.
Contohnya, jika suatu rumah terletak di Desa Akane, di Kota Hachioji, Prefektur Tokyo, maka penulisan alamat untuk rumah tersebut adalah "4-7 Akane Hachioji Tokyo" (dibaca Prefektur Tokyo, Kota Hachioji, Desa Akane, blok 4, bangunan nomor 7), kemudian ditambahkan 7 digit nomor kode pos. Jika semisal bangunan tersebut berupa apartemen yang terdiri dari banyak kamar, maka di alamat tersebut di atas akan ditambahkan nama apartemen dan nomor kamarnya. Misalnya Sunview R.313, 4-7 Akane Hachioji Tokyo yang dibaca gedung Sunview, ruang 313 (lantai 3 kamar nomor 13), di Desa Akane blok 4, bangunan nomor 7, di Kota Hachioji, Prefektur Tokyo. Tentunya pemberian alamat semacam ini akan lebih mudah dibanding mencari alamat di negara kita dimana suatu jalan dapat sangat panjang sekali tanpa penomoran yang jelas.
sumber : ak3lvan
artikel yang sangat menarik, terimakasih..
BalasHapus