Politik 'Ikram al-Dluyuf', Sikap Seorang Kiai yang Harus Diteladani


Kiai-kiai Kita Selalu Menerapkan Politik "Ikrâm al-Dluyûf".

foto: republika.co.id
Pintu rumah-rumah kiai selalu terbuka bagi siapa pun, mulai dari petani, belantik tanah, pejabat, preman pasar, bandar togel, maupun kader partai mana saja yang hendak mencalonkan dirinya sebagai koruptor sekalipun, mereka bakal diperlakukan sama, dihormati, dihargai, dan dimenungsakke selayaknya menungso.

Jika diminta berdoa, pasti kiai-kiai itu mengangkat tangannya, atau mungkin sekedar memimpin membaca al-fatihah untuk keberkahan dan kebaikan bersama.

Tatkala mereka yang datang ingin berkeluh kesah, kiai pun mendermakan telinga dan waktunya untuk mendengarkan apa pun dari mereka.


Jikalau dimintai saran dan nasehat setelah para tamunya bercurhat-ria, maka dengan penuh kehati-hatian kiai pun bertutur dengan kata-kata sejuk mendamaikan dan selalu sejalan dengan yang pernah kanjeng Nabi ajarkan, disertai analogi-analogi sederhana yang "mengena" dan dapat dikonsumsi oleh kalangan awam.

Namun ketika dimintai dukungan untuk mendukung si anu, dari partai anu, ya tunggu duluuuu....

Tidak semudah ituu...

Untuk menjawabnya, Kiai akan berdiplomasi tingkat tinggi agar tidak menyakiti hati si peminta dukungan, pun juga tetap tidak menunjukkan keberpihakan.

Karena bagi kiai, persatuan umat selalu diletakkan di tiang bendera tertinggi di atas bendera politik yang cenderung berwarna-warni...

Oleh : Abdul Qodir Al Marafy (dikutip dari sumber: Facebook)

1 Komentar

  1. mari bergabung dan bermain di ion QQ-com , ada bonus rolingan 0,3 % dan referal hingga 20 % menanti anda
    pin bb : 58ab14f5

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak