Ignaz Goldziher (Hongaria 1850-1921)
Hadis secara terminologis sebagai sebuah kisah, komunikasi, infromasi historis, baik itu yang bersifat secular atau keagamaan, baik pada waktu yang telah lalu ataupun pada masa tertentu. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa pada konteks sebuah legenda dan dongeng, kata ‘hadis’ juga diaplikasikan untuk subjek sebuah cerita. Ia tidak ingin terlebih dahulu menghu bungkannya dengan aspek keagamaan yang walaupun akhirnya pada konteks keislaman disandingkan pada aspek ini.
Aliran
Skeptisisme ; Setelah melihat fakta adanya berbagai proses yang lama dan dengan munculnya hadis yang banyak, ia mulai bersikap ragu-ragu terhadap keotentikan hadis yang pada akhirnya, ia menyimpulkan bahwa hadis bukan sebuah dokumen sejarah masa pertumbuhan Islam, namun ia hanyalah sebuah refleksi dari sebuah kecenderungan yang muncul di sebuah komunitas selama perkembangan Islam.
Joseph Schacht (Jerman 1902-1969)
- Sunnah pada umumnya merupakan tradisi yang hidup dari mazhab-mazhab hukum kuno, yang banyak didasarkan pada penalaran pribadi yang muncul lebih dahulu, pada tahap selanjutnya, tradisi yang hidup ini diletakkan di bawah lindungan para sahabat.
- Hadis merupakan dokumen-dokumen perkembangan doktrin hukum dan untuk membuktikan keotentikan dan pertanggung jawaban terhadap hadis sangatlah sulit.
Aliran
Skeptisisme ; Pemikirannya atas hadits banyak bertumpu pada teori-teori yang digagas oleh pendahulunya yakni Goldziher, hanya saja perbedaannya adalah jika Goldziher meragukan otentisitas hadits, sedangkan Schahct sampai pada kesimpulan bahwa sebagian besar adalah palsu.
G.H.A. Juynboll (Belanda 1935-2010)
Pemalsuan hadis muncul pada abad ke II H (sama dengan argumen Schacht). Tetapi Juynboll menegaskan bahwa yang dianggap pemalsu adalah pertemuannya antara single trand dengan memancarnya jalur. Ia menyimpulkan bahwa konsep sunnat mulai dikhususkan pada sunnat an-Nabi, di tetapkan pada enam atau tuju decade kemudian, yang mengarah pada akhir abad I H.
Aliran
Middle ground menurut H. Berg : ia termasuk orang yang segan untuk menerima implikasi penuh atas keraguan yang tinggi dari Goldziher dan Schacht yang akan meletakkan pada ketidakpastian. Ia juga segan menerima pandangan Abbott, Sezgin, dan A’zami yang dianggapnya naïf, & penggunaan penyandaran sederhana secara kesejarahan tidaklah dapat dipertahankan.
Nabia Abbot (Turki 1897-1981)
Hadis-hadis nabi dapat ditelusuri keberadaannya sejak pada masa nabi dan bukan merupakan buatan umat islam setelah abad pertama hijriyyah. Kegiatan tulis menulis telah ada, bahkan di masa pra Islam.
Aliran
Non-Skeptisisme
Harald Motzki (Belanda)
Hukum islam (hadis) telah ada sejak abad pertama hijriah. Dengan penelitiannya terhadap Mushannaf ‘Abd al-Razak, dia menyatakan bahwa hadis nabi itu otentik setidaknya sampai pada ‘Abd al-Razak,
Aliran
Middle ground (yaitu penengah antara skeptisme dan non-skeptisme)
Michael Cook (Inggris 1960)
Tidak sepenuhnya berkonsentrasi dalam kajian hadis, melainkan berangkat dari konsentrasi sejarah. Kemudian melancarkan kritik terhadap teori common link.
Aliran
Skeptisisme
Hadis secara terminologis sebagai sebuah kisah, komunikasi, infromasi historis, baik itu yang bersifat secular atau keagamaan, baik pada waktu yang telah lalu ataupun pada masa tertentu. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa pada konteks sebuah legenda dan dongeng, kata ‘hadis’ juga diaplikasikan untuk subjek sebuah cerita. Ia tidak ingin terlebih dahulu menghu bungkannya dengan aspek keagamaan yang walaupun akhirnya pada konteks keislaman disandingkan pada aspek ini.
Aliran
Skeptisisme ; Setelah melihat fakta adanya berbagai proses yang lama dan dengan munculnya hadis yang banyak, ia mulai bersikap ragu-ragu terhadap keotentikan hadis yang pada akhirnya, ia menyimpulkan bahwa hadis bukan sebuah dokumen sejarah masa pertumbuhan Islam, namun ia hanyalah sebuah refleksi dari sebuah kecenderungan yang muncul di sebuah komunitas selama perkembangan Islam.
Joseph Schacht (Jerman 1902-1969)
- Sunnah pada umumnya merupakan tradisi yang hidup dari mazhab-mazhab hukum kuno, yang banyak didasarkan pada penalaran pribadi yang muncul lebih dahulu, pada tahap selanjutnya, tradisi yang hidup ini diletakkan di bawah lindungan para sahabat.
- Hadis merupakan dokumen-dokumen perkembangan doktrin hukum dan untuk membuktikan keotentikan dan pertanggung jawaban terhadap hadis sangatlah sulit.
Aliran
Skeptisisme ; Pemikirannya atas hadits banyak bertumpu pada teori-teori yang digagas oleh pendahulunya yakni Goldziher, hanya saja perbedaannya adalah jika Goldziher meragukan otentisitas hadits, sedangkan Schahct sampai pada kesimpulan bahwa sebagian besar adalah palsu.
G.H.A. Juynboll (Belanda 1935-2010)
Pemalsuan hadis muncul pada abad ke II H (sama dengan argumen Schacht). Tetapi Juynboll menegaskan bahwa yang dianggap pemalsu adalah pertemuannya antara single trand dengan memancarnya jalur. Ia menyimpulkan bahwa konsep sunnat mulai dikhususkan pada sunnat an-Nabi, di tetapkan pada enam atau tuju decade kemudian, yang mengarah pada akhir abad I H.
Aliran
Middle ground menurut H. Berg : ia termasuk orang yang segan untuk menerima implikasi penuh atas keraguan yang tinggi dari Goldziher dan Schacht yang akan meletakkan pada ketidakpastian. Ia juga segan menerima pandangan Abbott, Sezgin, dan A’zami yang dianggapnya naïf, & penggunaan penyandaran sederhana secara kesejarahan tidaklah dapat dipertahankan.
Nabia Abbot (Turki 1897-1981)
Hadis-hadis nabi dapat ditelusuri keberadaannya sejak pada masa nabi dan bukan merupakan buatan umat islam setelah abad pertama hijriyyah. Kegiatan tulis menulis telah ada, bahkan di masa pra Islam.
Aliran
Non-Skeptisisme
Harald Motzki (Belanda)
Hukum islam (hadis) telah ada sejak abad pertama hijriah. Dengan penelitiannya terhadap Mushannaf ‘Abd al-Razak, dia menyatakan bahwa hadis nabi itu otentik setidaknya sampai pada ‘Abd al-Razak,
Aliran
Middle ground (yaitu penengah antara skeptisme dan non-skeptisme)
Michael Cook (Inggris 1960)
Tidak sepenuhnya berkonsentrasi dalam kajian hadis, melainkan berangkat dari konsentrasi sejarah. Kemudian melancarkan kritik terhadap teori common link.
Aliran
Skeptisisme