No Messi No Party ; Ketergantungan Barcelona Kepada Messi

      Tema tentang strategy bermain Barca semenjak hadirnya Pep Guardiola sebagai suksesor Frank Rijkaard seolah tak ada hentinya dikupas dan diperbincangkan. Meskipun awalnya ia sempat diragukan untuk menjadi pengganti Rijkaard, akan tetapi fakta berbicara lain, ia mampu mencapai hasil gemilang yang bisa dibilang melebihi ekspektasi Los Cules. Dalam rentang waktu 4 tahun Pep melatih Barca sederet trophy bergengsi berhasil ia torehkan. Kurang lebih 14 gelar yang dapat ia raih, sungguh fantastis bukan ??!!! Dengan strategi tiki-taka yang dibawa oleh Pep, Blaugrana menjelma menjadi The Dream Team yang superior dan paling ditakuti.

       Sejatinya tiki-taka hanyalah penyempurna dari strategy total football yang diperkenalkan oleh Rinus Michels. Pep mendapatkan didikan mengenai strategy total football dari Johan Cruyf ketika masih bermain di Barca. Cruyf adalah anak asuhan Rinus Michels ketika bermain di Ajax dan Timnas Belanda. Maka dari itu, sangatlah wajar bila melihat antara tiki-taka dan total football memiliki kemiripan, bahkan nyaris tidak ada perbedaan. Kendati demikian keduanya tetap memiliki perbedaan. Total football lebih mengedepankan fleksibilitas pemain dalam menyerang dan bertahan, artinya seorang pemain dapat berganti posisi dan merubah peranan jika hal tersebut menguntungkan tim (conditional). Sedangkan tiki-taka memiliki ciri khas umpan-umpan pendek menyusur tanah. Minimal 3 pemain lainnya mesti cepat membantu rekannya yang memegang bola, sehingga tercipta segitiga. Segitiga ini akan membuat pemain yang membawa bola memiliki opsi banyak untuk mengoper, sehingga membingungkan tim lawan kemana arah bola yang akan dioper. Sekali lagi, Pep memang fantastis !!! Strategy baru yang diperkenalkannya (tiki-taka) sering kali membuat kerja keras tim lawan main untuk mengalahkan Barca menemui jalan buntu. Sehingga, Barca terlihat superior dan paling ditakuti.
      Namun tak dapat dipungkiri, sebagaimana peribahasa "Tidak ada gading yang tak retak", seiring berjalannya waktu strategy tiki-taka akhirnya terbongkar kelemahan serta strategy untuk mengalahkannya, yaitu strategy parkir-bus Mourinho yang telah penulis jelaskan sebelumnya.
       Terlepas dari itu semua, ada satu hal menarik yang kerap kali menjadi pusat atensi publik mengenai faktor kesuksesan Barca. Selain kecerdasan Pep yang memperkenalkan strategy tiki-taka, nampaknya kesuksesan Blaugrana juga tak lepas dari peran pemain peraih Ballon d'Or 4 kali berturut-turut, yaitu Lionel Messi. Di era Pep, pemain berkebangsaan Argentina ini menjadi penyumbang gol utama Barca. Ia mampu bersaing dengan bintang-bintang ternama, sebut saja Henry, Eto'o, dan Ibrahimovic. Di Musim 2008/2009 (musim pertama era Pep), jumlah gol Messi di semua ajang 38 gol, 2009/2010 47 gol, 2010/2011 53 gol, lalu musim 2011/2012 73 gol. Benar-benar gila bukan ??!!! Jumlah gol yang meningkat drastic setiap musimnya. Ketajaman Messi mencetak gol semakin lama semakin tak terbendung. Melewati musim demi musim ia tetap menjaga konsistensi best performnya. Sebuah kualitas akan benar-benar diakui setelah teruji oleh waktu. Maka tak heran ia dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia 4 kali berturut-turut, bahkan tidak menutup kemungkinan dengan ketajamannya yang masih terjaga hingga musim ini (2012/2013), gelar itu akan ia raih kembali. Gol-gol Messi itulah yang membawa Blaugrana meraih sederet prestasi gemilangnya. 
      Tanpa terasa, hal tersebut ternyata menjadikan Barca sangat bergantung terhadap La Pulga. Sebagai contoh kecil, ketika Barca berhadapan dengan AC Milan pada leg 1 UCL. Apa yang terjadi pada pertandingan tersebut ? Barca kalah telak, diberondong 2 gol tanpa balas oleh Il Rossonerri. Ada apa dengan Blaugrana ? Bukan rahasia lagi bila Messi adalah mesin gol dan pemain vital bagi Barca. Saat itu, Milan menggunakan strategy parkir bus dan memberikan kawalan ketat terhadap Messi. Mereka berhasil mematikan laju gerak Messi dengan baik. La Pulga seolah tak berkutik. Blaugrana sangat kesulitan menembus pertahanan Milan, bahkan sangat jarang aliran bola mereka masuk ke area kotak penalty AC Milan.
         Selanjutnya, masih mengenai contoh kecilnya, yaitu saat Barca berhadapan dengan PSG pada leg 1 dan 2 UCL. Barang kali partai ini semakin menguatkan bila Barca memang bergantung kepada pemain bernomor punggung 10 ini. Pada pertandingan leg 1 sebenarnya Barca sempat unggul terlebih dahulu, lagi-lagi dengan gol Messi. Namun, sayangnya menjelang turun minum cedera hamstring menimpa mesin gol mereka, sehingga pada babak ke-2 Messi harus diistirahatkan dan digantikan Fabregas. Kemudian pada babak ke-2 PSG sanggup menyamakan kedudukan. Hilangnya Messi dalam skema permainan Barca di babak ke-2 membuat serangan mereka jararng membuahkan hasil, dan pada akhirnya pertandingan berakhir seri dengan skor 2-2.
          Lalu, yang lebih menarik lagi pada pertandingan leg 2 Vs PSG dimana La Pulga belum 100 % sembuh dari cedera hamstringnya, sehingga ia tidak masuk dalam starter line up. Meskipun Barca sebagai tuan rumah, tapi di luar dugaan, PSG unggul terlebih dahulu lewat gol Javier Pastore. Lagi-lagi tidak hadirnya Messi membuat skema permainan mereka tidak berjalan maksimal sebagaimana mestinya. Saat itu posisi Messi diperankan oleh Fabregas, tapi mengingat PSG memiliki gelandang bertahan handal yaitu Veratti dan Motta, Fabregas tidak dapat berbuat banyak untuk memancing ataupun menembus mereka. Cesc justru bermain terlalu deep, terlihat menempel dengan pos Xavi. Skor 0-1 masih terpampang di papan skor, detik demi detik waktu terus berjalan, tapi Barca tak kunjung menyamakan kedudukan. Sehingga, dengan terpaksa Messi dimasukkan untuk mengganti Fabregas. Meskipun sebenarnya Messi masih diragukan bermain lantaran cedera hamstringnya, namun dalam kondisi demikian kehadirannya mampu merubah permainan Barca. Ia dapat memancing Veratti dan Motta. Bak katalisator bagi Barca, ia dapat membangkitkan motivasi Blaugrana untuk mengubah serangan demi serangan menjadi lebih efektif. Akhirnya Barca mampu menyamakan kedudukan lewat gol Pedro, gol itu terjadi berawal dari kreasi serangan Messi. Messi lah yang paling berperan terjadinya gol itu. Pertandingan berakhir dengan skor 1-1, Barcelona lolos ke semi final dengan unggul agregat 3-2 atas PSG.
       Dengan demikian, dari beberapa contoh di atas dapat disimpulkan, tak dapat disangkal lagi bahwa Barca memang bergantung pada Messi. Kondisi seperti ini tentu akan menjadi problem bagi Barca. Blaugrana harus secepatnya mempersiapkan amunisi baru yang mampu untuk menggantikan La Pulga.


Sumber :

1 Komentar

  1. Madam Togel merupakan situs agen judi togel online resmi terpercaya dan terpopuler 24 jam yang menyediakan 14 pasaran internasional dengan bayaran jackpot tertinggi sebesar Rp.9.800.000,-.

    Dengan minimal deposit 10.000 dan minimal betting 100 perak tanpa batasan line!!!

    Untuk memudahkan dalam mecapai Jackpot (JP) MADAM TOGEL sudah menyiapkan prediksi Hk, Prediksi Sgp, Prediksi Sydney dan prediksi pasaran togel lainnya.

    Untuk melihat prediksi silahkan melalui link: PREDIKSI MADAM TOGEL

    Pelayanan chatting online customers service 24 jam gak pake tidur boskuu. Hanya di madamtogel.net^^. Proses deposit dan withdraw gak pake lama!!! Silahkan klik link website kami dilink: PREDIKSI MADAM TOGELw

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak