Telah usai penantian panjang FC Bayern Munchen untuk meraih juara Liga Champion, setelah menundukkan Borussia Dortmund dengan score 2-1 di Wembley. Kurang lebih 1 dekade masa penantian, terakhir kali trophy Si Kuping Besar mereka raih tahun 2000-2001 dengan menundukkan Valencia di Giuseppe Meazza. Kini The Bavarian menjadi tim tangguh yang menguasai Eropa. Tidak hanya gelar juara Liga Champion yang mereka raih, trophy Bundesliga dan DFB Pokal juga tak luput dari genggamannya. Mungkin bisa dibilang mereka telah melebihi ekspektasi suporternya, pasalnya treble winner merupakan prestasi yang sangat sulit untuk diraih, sangatlah jarang club-club yang berhasil meraih treble winner, tidak semua club besar berhasil meraihnya. Hingga saat ini club-club yang pernah meraih yaitu Ajax Amsterdam, PSV Eindhoven, Inter Milan, FC Barcelona, Glasgow Celtic, Manchester United, dan Bayern Munich.
Kemudian yang terasa spesial dan mengagumkan untuk prestasi FC Bayern Munchen kali ini ialah berhasil menumbangkan FC Barcelona yang mana semua orang tahu bahwa semenjak Barca diasuh oleh Pep, Barca merupakan club superior, paling disegani, ditakuti, dan selalu difavoritkan menjuarai Liga Champion.The Bavarian mengalahkan telak FCB dengan agregat 7-0, dalam sejarahnya kekalahan itu merupakan kekalahan terburuk FCB di Liga Champion. Peristiwa itu juga membawa hembusan angin kencang yang menyuarakan era Barcelona telah berakhir mewarnai berbagai media masa.
Bila melihat permainan The Bavarian kala menundukkan FCB memang mengagumkan. Bagaimana bisa Barca yang saat itu diperkuat Lionel Messi kalah telak melawan Bayern Munchen ? Jawabannya sangat sederhana, Barca dikalahkan oleh Barca semu. Sekilas lihat kebelakang, sebelum menghadapi Blaugrana, FC Hollywood mempunyai bekal yang bagus. Kemenangan demi kemenangan, bahkan dengan score besar mereka raih diberbagai pertandingan. Dipertandingan-pertandingan itu Bayern Munich selalu memperagakan penguasaan bola. Strategy yang terlihat mirip dengan Barca. Apakah FC Hollywood menggunakan strategy Barca ? Tidak, sekilas memang mirip dengan gaya bermain barca (tiki-taka), FCBM cenderung menguasai bola, tapi bukan berarti itu adalah tiki-taka. Sesuai dengan filosofinya, Mia San Mia (Kita adalah Kita) yang maksudnya bahwa Bayern Munchen adalah Bayern Munchen. FCBM berbeda dengan yang lain. FCBM mempunyai gaya permainan sendiri, yaitu kolektivitas, disiplin tinggi, dan serangan cepat. Penguasaan bola FCBM tidak memperagakan tiki-taka Barca yang selalu mengalirkan bola dengan umpan-umpan pendek menyusur tanah dan pemain membentuk roaming segitiga.
Kendati sama-sama memiliki strategy yang cenderung menguasai bola, namun soal ball possession tentu tak diragukan lagi Barca lebih unggul. Barca lebih mengedepankan permainan indah dibandingkan dengan hasil (pragmatis). Seperti yang belum lama kita saksikan ketika FCB melawan FCBM, FCB lebih unggul ball possession. Mungkin ada yang menganggap strategy yang digunakan Bayern Munchen untuk mengalahkan Barca itu adalah strategy parkir bus, tapi sepertinya kurang benar. Die Roten memang kalah penguasaan bola, tapi bukan berarti mereka bertahan dengan menumpuk pemain di lini belakang dan hanya mengandalkan counter attack. Saat mereka kehilangan bola, dengan disiplin mereka mundur membentuk pertahanan tanpa merubah pos masing-masing serta terus-menerus melancarkan pressure ketat terhadap Blaugrana, sehingga Barca tak mampu membangun serangan, passing tiki-taka yang mereka lakukan untuk membangun serangan selalu kandas di tengah jalan akibat pressure ketat yang dilancarkan Die Roten. Itulah kunci kemenangan Bayern Munchen.
Kado perpisahan manis yang diberikan Jupp Heynkes kepada Die Roten membuatnya menjadi semakin perkasa. Posisi Heynkes musim depan digantikan eks pelatih Barca, Pep Guardiola. Kehadirannya menukangi FCBM sangat dinantikan, bahkan Mario Gotze pun mengakui bahwa alas an kepindahannya ke Bayern Munchen dikarenakan ia ingin dilatih oleh Pep. Apakah Pep akan mengubah FCBM menjadi FCB ? Terlebih dahulu harus diperhatikan mengenai apa yang menjadi alasan Pep memilih untuk menukangi FCBM, padahal tawaran dari berbagai club elit keluar berhamburan mendekatinya. Apakah soal gaji ? Tentu tidak, Chelsea dan Manchester City menawarkan gaji yang lebih tinggi dibandingkan gaji yang ditawarkan Die Roten kepada Pep.
Pep pelatih yang jenius, untuk menentukan pilihan yang menyangkut nama baik dan harga dirinya tentu ia akan berpikir secara detail sampai keakar-akarnya. Suksesor Jupp Heynkes ini mempunyai memori manis yang sangat berharga baginya saat menukangi Barca, baginya Barca adalah club yang selalu di hati. Bila Pep ingin melatih team yang lain, kecintaannya kepada FCB akan mempengaruhi keputusannya memilih club yang yang akan ia latih selanjutnya. Agar terulang kembali kesuksesan yang pernah ia raih bersama FCB, maka ia mencari club yang kurang lebih memiliki kesamaan dengan FCB.
Die Roten yang dipilih oleh Pep bila diperhatikan secara detail memiliki beberapa kesamaan dengan Barca, di antaranya yaitu, Bayern Munchen adalah club yang kepemilikannya bukanlah milik perorangan, tetapi murni milik fans. Fans adalah pemodal club. Demikian juga Barca yang dimiliki oleh fansnya, yang anggota pemodalnya disebut socios. Kemudian, The Bavarian memiliki akademi bagus yang sering melahirkan pemain-pemain bintang ternama. Pun juga memaksimalkan perekrutan pemain-pemain yang murni dari akademinya, sebut saja Schweinsteiger, Tony Kroos, Philip Lahm, dan lainnya. Begitu juga dengan La Masia yang sering mengorbitkan pemain-pemain dari akademinya, sebut saja Xavi, Iniesta, Messi, Thiago, Puyol, dan masih banyak lagi yang lainnya. Selain itu dari segi strategy permainan, FCBM selalu konsisten hingga banyak yang menyebut FCBM mencerminkan karakter Team Jerman. Sesuai fakta yang ada saat ini, punggawa timnas Jerman didominasi pemain FCBM. Tidak jauh berbeda dengan Barca yang mencerminkan karakter Team Spanyol, dan punggawa La Furia Roja juga didominasi pemain Barca.
Kembali ke pembahasan awal, dengan kondisi FCBM seperti di atas, apakah Pep akan merubah FCBM menjadi FCB ? Artinya, apakah Pep akan menerapkan strategy tiki-taka pada Bayern Munchen ? Sebagaimana yang telah disebutkan bahwa filosofi Die Roten ialah “Mia San Mia”, sepertinya hamper mustahil untuk mengubah gaya permainannya yang sudah terpatri kuat sejak dini di akademinya. Terlepas dari itu, seperti yang kita ketahui, kini tiki-taka tidak menakutkan lagi seperti dulu. Sudah banyak ditemukan resep untuk mengalahkannya. Jadi kemungkinan yang akan terjadi, Pep tidak akan mengubah gaya permainan The Bavarian. Pelatih jenius ini kemungkinan hanya akan melakukan improvisasi untuk menciptakan The Dream Team.
Dan tak kalah menarik, juga sangat dinantikan kembali bertemunya Pep dengan pelatih yang memperkenalkan strategy parkir bus untuk menundukkan Barca, yaitu The Special One (Mourinho). Pep telah resmi menukangi Bayern Muenchen dan Mou resmi membesut Chelsea. Chelsea adalah juara Piala Eropa dan Munchen juara Liga Champions, akan bertemu pada perhelatan Piala Super Eropa yang akan berlangsung pada tanggal 30 Agustus 2013 di Eden Arena, Praha.
Kemudian yang terasa spesial dan mengagumkan untuk prestasi FC Bayern Munchen kali ini ialah berhasil menumbangkan FC Barcelona yang mana semua orang tahu bahwa semenjak Barca diasuh oleh Pep, Barca merupakan club superior, paling disegani, ditakuti, dan selalu difavoritkan menjuarai Liga Champion.The Bavarian mengalahkan telak FCB dengan agregat 7-0, dalam sejarahnya kekalahan itu merupakan kekalahan terburuk FCB di Liga Champion. Peristiwa itu juga membawa hembusan angin kencang yang menyuarakan era Barcelona telah berakhir mewarnai berbagai media masa.
Bila melihat permainan The Bavarian kala menundukkan FCB memang mengagumkan. Bagaimana bisa Barca yang saat itu diperkuat Lionel Messi kalah telak melawan Bayern Munchen ? Jawabannya sangat sederhana, Barca dikalahkan oleh Barca semu. Sekilas lihat kebelakang, sebelum menghadapi Blaugrana, FC Hollywood mempunyai bekal yang bagus. Kemenangan demi kemenangan, bahkan dengan score besar mereka raih diberbagai pertandingan. Dipertandingan-pertandingan itu Bayern Munich selalu memperagakan penguasaan bola. Strategy yang terlihat mirip dengan Barca. Apakah FC Hollywood menggunakan strategy Barca ? Tidak, sekilas memang mirip dengan gaya bermain barca (tiki-taka), FCBM cenderung menguasai bola, tapi bukan berarti itu adalah tiki-taka. Sesuai dengan filosofinya, Mia San Mia (Kita adalah Kita) yang maksudnya bahwa Bayern Munchen adalah Bayern Munchen. FCBM berbeda dengan yang lain. FCBM mempunyai gaya permainan sendiri, yaitu kolektivitas, disiplin tinggi, dan serangan cepat. Penguasaan bola FCBM tidak memperagakan tiki-taka Barca yang selalu mengalirkan bola dengan umpan-umpan pendek menyusur tanah dan pemain membentuk roaming segitiga.
Kendati sama-sama memiliki strategy yang cenderung menguasai bola, namun soal ball possession tentu tak diragukan lagi Barca lebih unggul. Barca lebih mengedepankan permainan indah dibandingkan dengan hasil (pragmatis). Seperti yang belum lama kita saksikan ketika FCB melawan FCBM, FCB lebih unggul ball possession. Mungkin ada yang menganggap strategy yang digunakan Bayern Munchen untuk mengalahkan Barca itu adalah strategy parkir bus, tapi sepertinya kurang benar. Die Roten memang kalah penguasaan bola, tapi bukan berarti mereka bertahan dengan menumpuk pemain di lini belakang dan hanya mengandalkan counter attack. Saat mereka kehilangan bola, dengan disiplin mereka mundur membentuk pertahanan tanpa merubah pos masing-masing serta terus-menerus melancarkan pressure ketat terhadap Blaugrana, sehingga Barca tak mampu membangun serangan, passing tiki-taka yang mereka lakukan untuk membangun serangan selalu kandas di tengah jalan akibat pressure ketat yang dilancarkan Die Roten. Itulah kunci kemenangan Bayern Munchen.
Kado perpisahan manis yang diberikan Jupp Heynkes kepada Die Roten membuatnya menjadi semakin perkasa. Posisi Heynkes musim depan digantikan eks pelatih Barca, Pep Guardiola. Kehadirannya menukangi FCBM sangat dinantikan, bahkan Mario Gotze pun mengakui bahwa alas an kepindahannya ke Bayern Munchen dikarenakan ia ingin dilatih oleh Pep. Apakah Pep akan mengubah FCBM menjadi FCB ? Terlebih dahulu harus diperhatikan mengenai apa yang menjadi alasan Pep memilih untuk menukangi FCBM, padahal tawaran dari berbagai club elit keluar berhamburan mendekatinya. Apakah soal gaji ? Tentu tidak, Chelsea dan Manchester City menawarkan gaji yang lebih tinggi dibandingkan gaji yang ditawarkan Die Roten kepada Pep.
Pep pelatih yang jenius, untuk menentukan pilihan yang menyangkut nama baik dan harga dirinya tentu ia akan berpikir secara detail sampai keakar-akarnya. Suksesor Jupp Heynkes ini mempunyai memori manis yang sangat berharga baginya saat menukangi Barca, baginya Barca adalah club yang selalu di hati. Bila Pep ingin melatih team yang lain, kecintaannya kepada FCB akan mempengaruhi keputusannya memilih club yang yang akan ia latih selanjutnya. Agar terulang kembali kesuksesan yang pernah ia raih bersama FCB, maka ia mencari club yang kurang lebih memiliki kesamaan dengan FCB.
Die Roten yang dipilih oleh Pep bila diperhatikan secara detail memiliki beberapa kesamaan dengan Barca, di antaranya yaitu, Bayern Munchen adalah club yang kepemilikannya bukanlah milik perorangan, tetapi murni milik fans. Fans adalah pemodal club. Demikian juga Barca yang dimiliki oleh fansnya, yang anggota pemodalnya disebut socios. Kemudian, The Bavarian memiliki akademi bagus yang sering melahirkan pemain-pemain bintang ternama. Pun juga memaksimalkan perekrutan pemain-pemain yang murni dari akademinya, sebut saja Schweinsteiger, Tony Kroos, Philip Lahm, dan lainnya. Begitu juga dengan La Masia yang sering mengorbitkan pemain-pemain dari akademinya, sebut saja Xavi, Iniesta, Messi, Thiago, Puyol, dan masih banyak lagi yang lainnya. Selain itu dari segi strategy permainan, FCBM selalu konsisten hingga banyak yang menyebut FCBM mencerminkan karakter Team Jerman. Sesuai fakta yang ada saat ini, punggawa timnas Jerman didominasi pemain FCBM. Tidak jauh berbeda dengan Barca yang mencerminkan karakter Team Spanyol, dan punggawa La Furia Roja juga didominasi pemain Barca.
Kembali ke pembahasan awal, dengan kondisi FCBM seperti di atas, apakah Pep akan merubah FCBM menjadi FCB ? Artinya, apakah Pep akan menerapkan strategy tiki-taka pada Bayern Munchen ? Sebagaimana yang telah disebutkan bahwa filosofi Die Roten ialah “Mia San Mia”, sepertinya hamper mustahil untuk mengubah gaya permainannya yang sudah terpatri kuat sejak dini di akademinya. Terlepas dari itu, seperti yang kita ketahui, kini tiki-taka tidak menakutkan lagi seperti dulu. Sudah banyak ditemukan resep untuk mengalahkannya. Jadi kemungkinan yang akan terjadi, Pep tidak akan mengubah gaya permainan The Bavarian. Pelatih jenius ini kemungkinan hanya akan melakukan improvisasi untuk menciptakan The Dream Team.
Dan tak kalah menarik, juga sangat dinantikan kembali bertemunya Pep dengan pelatih yang memperkenalkan strategy parkir bus untuk menundukkan Barca, yaitu The Special One (Mourinho). Pep telah resmi menukangi Bayern Muenchen dan Mou resmi membesut Chelsea. Chelsea adalah juara Piala Eropa dan Munchen juara Liga Champions, akan bertemu pada perhelatan Piala Super Eropa yang akan berlangsung pada tanggal 30 Agustus 2013 di Eden Arena, Praha.
b0la, c4sin0, sabung ayam, dll hanya di Update Betting, yukk buruan..
BalasHapus